Untuk mempertahankan itu, pemda berupaya membantu berbagai peralatan untuk mengukur yang disalurkan melalui instansi terkait.
"Pemda semaksimal mungkin membantu masyarakat agar terus berlatih melalui sanggar yang ada sehingga nantinya hasil karyanya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, " kata Bupati Kambu kepada ANTARA, Selasa.
Baca juga: Ukiran khas Papua tembus pasar Kanada
Baca juga: Ukiran khas Papua tembus pasar Kanada
Bupati Elisa mengakui, pemasaran ukiran Asmat masih menjadi kendala karena hingga kini belum ada pengusaha yang secara kontinyu membeli dan menampung hasil karya mereka.
Padahal bila ada pembeli dipastikan banyak ukiran Asmat yang dihasilkan para pengukir termasuk pemudanya.
Baca juga: WWF upayakan Woupits Asmat dapat HAKI
Baca juga: WWF upayakan Woupits Asmat dapat HAKI
Pemda sendiri setiap tahun menggelar "pesta budaya Asmat" yang bertujuan menarik wisawatan datang ke wilayah yang sebagai besar berawa.
Selama festival juga dilakukan lelang ukiran Asmat yang bila terjual langsung hasilnya diberikan kepada si pengukir.
Baca juga: Ukiran Kayu Asmat Jadi Koleksi Museum Dunia
Baca juga: Ukiran Kayu Asmat Jadi Koleksi Museum Dunia
Selain kepada pengukir, kata Kambu, pemda juga memberikan bantuan kepada kelompok seni suara yang akan merekam lagu-lagu daerah.
"Pemda Asmat akan berupaya membantu kreativitas pemuda agar mereka terus berkarya dan nantinya menjadi sumber penghasilan sehingga kesejahteraannya meningkatkan, " harap Bupati Elisa Kambu yang dihubungi dari Jayapura.
Baca juga: Festival Budaya Asmat digelar pada 6-13 Oktober mendatang
Baca juga: Menteri PPPA apresiasi museum Asmat lestarikan warisan budaya
Baca juga: Festival Budaya Asmat digelar pada 6-13 Oktober mendatang
Baca juga: Menteri PPPA apresiasi museum Asmat lestarikan warisan budaya
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023