Banda Aceh (ANTARA) - Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) Lhokseumawe, Aceh, menyatakan telah menerima 7.500 ton beras impor dari Vietnam yang dialokasikan untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah.
Kepala Bulog Subdivre Lhokseumawe Mufti di Lhokseumawe, Selasa, mengatakan ribuan ton beras Vietnam tersebut tiba melalui Pelabuhan Krueng Geukueh pekan lalu.
"Beras Vietnam tersebut sudah berada di gudang. Pasokan beras impor tersebut untuk pemenuhan stok sepanjang 2023 dan juga mengantisipasi kelangkaan beras yang diprediksi terjadi pada tahun ini," katanya.
Mufti menyebutkan, pasokan beras impor tersebut juga bertujuan untuk menjaga kestabilan harga di pasar dan mencegah angka inflasi. Apalagi dari data BPS mencatat bahwa komoditas beras merupakan penyumbang inflasi di Kota Lhokseumawe.
"Selain dari Pelabuhan Krueng Geukueh di Kabupaten Aceh Utara, beras impor dari Thailand juga masuk ke Aceh melalui Pelabuhan Malahayati di Kabupaten Aceh Besar. Jumlahnya mencapai 6.000 ton," kata Mufti.
Mufti mengatakan setelah melalui proses administrasi, beras impor tersebut akan disalurkan sesuai program pemerintah. Di antaranya untuk keperluan operasi pasar seperti menjelang bulan suci Ramadhan.
"Bulog mendapatkan penugasan dari Badan Pangan Nasional untuk program stabilisasi pasokan dan harga pangan atau SPHP beras impor yang bertujuan menahan laju kenaikan harga beras," kata Mufti.
Mufti memastikan dengan adanya pasokan beras impor tersebut, baik Vietnam maupun Thailand tersebut tidak mempengaruhi harga serapan beras milik petani di Provinsi Aceh.
"Kami menjamin harga serapan beras petani tidak terpengaruh dengan adanya beras dari luar negeri. Kami berharap dengan adanya beras impor ini, stabilisasi harga pasar dapat dilakukan serta bisa menekan angka inflasi," kata Mufti.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023