Paris (ANTARA) - Serikat pekerja Prancis melancarkan aksi mogok besar-besaran pada Selasa sebagai protes atas rencana reformasi sistem pensiun oleh Presiden Emmanuel Macron yang menaikkan usia pensiun dari 62 ke 64.
Perjalanan kereta api, operasi pembangkit listrik, dan kegiatan persekolahan, serta layanan kontrol lalu lintas udara dan kilang minyak akan terdampak aksi pemogokan keenam sejak protes berlangsung dari bulan Januari.
"Rakyat menolak reformasi (sistem pensiun) secara besar-besaran," kata pimpinan serikat pekerja CFDT Laurent Berger kepada radio France Inter.
"Kita perlukan banyak, banyak orang turun ke jalan ... kita bisa lakukan lebih baik dari (pemogokan) 31 Januari yang merupakan aksi terbesar sejak dekade 1990-an," tambahnya.
Sekitar 1,27 juta pekerja Prancis telah ikut serta pada aksi pemogokan 31 Januari lalu untuk menentang rancangan perombakan sistem pensiun yang akan menambah masa kerja wajib sebelum bisa pensiun dan membuat pekerja harus bekerja lebih lama untuk mendapat pensiun penuh.
Meskipun berbagai survei menunjukkan mayoritas warga menolak perubahan tersebut, otoritas Prancis menegaskan akan tetap pada pendiriannya dan menyatakan hal tersebut diperlukan untuk mencegah kegagalan sistem pensiun negara tersebut.
"Masa depan sistem pensiun kita sedang dipertaruhkan," kata Perdana Menteri Elisabeth Borne kepada televisi France 5 pada Senin (6/3).
"Saya paham tidak banyak orang yang mau bekerja dua tahun lebih lama, tapi hal itu diperlukan demi keberlangsungan sistem pensiun," tegasnya.
Sementara itu, beberapa legislator dari Partai Les Republicains (LR) yang berhaluan konservatif dapat menjadi andalan koalisi pemerintah yang tidak memiliki suara mayoritas di parlemen untuk meluluskan perombakan tersebut.
"Saya katakan pada Emmanuel Macron untuk bertahan (pada pendiriannya)," kata senator LR Bruno Retailleau pada Minggu (5/3).
Ia menambahkan apabila Macron tunduk pada tuntutan pengunjuk rasa sehingga gagal meneruskan usaha reformasinya, maka masa jabatnya akan tamat.
Meski demikian, masih belum jelas apakah usulan perubahan sistem pensiun tersebut akan disahkan parlemen, atau apakah pemerintah perlu menggunakan langkah luar biasa yang diizinkan konstitusi dengan mengesahkan perubahan tersebut melalui dekret.
Demi semakin menekan pemerintah, serikat pekerja mengancam akan memperluas aksi ke beberapa sektor lain, termasuk sektor kilang minyak atau perkeretaapian, dengan keputusan melanjutkan pemogokan diambil setiap sore pada hari aksi.
Menteri Perhubungan Clement Beaune menyatakan bahwa aksi mogok pada Selasa akan menjadi salah satu yang amat berdampak pada pengguna transportasi umum sejak dimulainya protes. "Ini akan amat merepotkan banyak orang," katanya.
Sementara itu, kepala serikat pekerja CGT Philippe Martinez mengatakan kepada harian JDD bahwa mereka akan mengintensifkan aksi. "Kali ini kuncinya ada di Presiden (Macron). Terserah padanya apakah akan menarik usulan reformasi tersebut atau tidak," tegas Martinez.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pekerja Prancis pilih hentikan produksi di kilang Lavera
Baca juga: Aksi mogok akan ganggu layanan kereta-pesawat Prancis pada Selasa
Baca juga: PM Prancis akan longgarkan reformasi pensiun demi dukungan konservatif
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023