Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jerman berencana melarang operator telekomunikasi menggunakan komponen tertentu dari perusahaan China Huawei dan ZTE dalam jaringan 5G mereka, tulis surat kabar Jerman Zeit Online pada Senin (6/3).
Larangan itu dapat mencakup komponen yang sudah dibangun ke dalam jaringan, yang mengharuskan operator untuk menghapus dan menggantinya, tulis Zeit Online, mengutip sumber pemerintah seperti disiarkan Reuters pada Senin (6/3) waktu setempat.
Pemerintah Jerman, yang saat ini sedang melakukan evaluasi ulang yang lebih luas atas hubungannya dengan mitra dagang utama China, tidak segera menjawab permintaan komentar.
Baca juga: Huawei gugat Xiaomi atas dugaan pelanggaran paten
Kritik terhadap Huawei dan ZTE mengatakan bahwa hubungan dekat mereka dengan layanan keamanan China dapat diartikan bahwa menanamkannya ke dalam jaringan seluler di masa depan dapat memberi mata-mata China atau penyabotase akses ke petak-petak infrastruktur penting.
Huawei, ZTE dan pemerintah China menolak klaim tersebut. Mereka tidak segera membalas permintaan komentar tentang kemungkinan larangan.
Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa Jerman sebenarnya menjadi lebih bergantung pada Huawei untuk peralatan jaringan akses radio (RAN) 5G daripada di jaringan 4G, meskipun operator telah menghindari penggunaan teknologi perusahaan untuk jaringan inti.
Zeit Online mengatakan badan keamanan siber pemerintah dan kementerian dalam negeri selama berbulan-bulan telah memeriksa apakah ada komponen dalam jaringan 5G yang berkembang yang dapat membahayakan keamanan Jerman.
Survei tersebut belum secara resmi diakhiri, tetapi hasilnya sudah jelas, kata surat kabar itu, mengutip sumber-sumber pemerintah. Pemerintah akan melarang operator menggunakan elemen kontrol tertentu dari Huawei dan ZTE di jaringan 5G.
Baca juga: Huawei dukung peluncuran jaringan hybrid LTE dan PAMA EWACSPRO
Baca juga: GSMA sebut perusahaan China penting bagi ekosistem industri seluler
Baca juga: Huawei dan sejumlah mitra paparkan peran teknologi di MWC Barcelona 2023
Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023