“Menurut saya ini non-negotiable, bahwa kita harus mampu menghadirkan pedoman yg world class. Bagaimana kita juga menyampaikan bahwa berwisata di Indonesia walaupun ada potensi bencana, kita tetap melakukannya dengan aman melalui pengembangan pedoman ini di destinasi-destinasi ini, bukan hanya di destinasi prioritas, tapi juga sampai ke desa wisata,” ungkap Sandiaga saat diskusi daring, Senin.
“Karena waktu kita ke desa wisata Situs Gunung Padang, nggak lama gempa, tapi di situs itu yg paling kecil dampaknya karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik dan itu sudah menjadi tugas kita,” tambahnya.
Baca juga: Disparekraf NTT siapkan petunjuk pelaksanaan wisata aman bencana
Di sisi lain, Kepala Disaster Risk Reduction UI, Fatma Lestari, M.SI, Ph.D menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menyusun pedoman pengembangan destinasi yang aman dari bencana.
“Pertama, mengetahui risiko bencana apa saja di seluruh destinasi prioritas dan tentunya destinasi wisata. Kemudian bagaimana kita meningkatkan resillience atau ketangguhan dan juga kebangkitan masyarakat agar juga prepare terhadap bencana,” jelasnya.
Dalam penyusunan pedoman pengembangan destinasi pariwisata aman bencana ini, Kemenparekraf juga bekerjasama dengan Cerdas Antisipasi Risiko Bencana Indonesia (CARI!).
Baca juga: Wagub NTT: Labuan Bajo harus mampu jadi destinasi wisata yang aman
Founder dan Principal CARI! sekaligus researcher di Kobe University Mizan B.F. Bisri, Phd menyampaikan bahwa pihaknya akan membantu untuk mengantisipasi bencana di destinasi super prioritas Indonesia.
“Bersama CARI!, kita antisipasi bencana menuju wonderful, sustainable, dan resilient Indonesia. Dimana kita bersama-sama akan melihat destinasi super prioritas di Indonesia dan memastikan risikonya dapat diantisipasi berbasis knowledge, dan kita dapat terus mempertahankan keberlangsungan usaha mata rantai sektor pariwisata di destinasi super prioritas agar terus jadi bangsa yang tangguh,” ujar Mizan.
Baca juga: Kemenparekraf gelar Kampanye Sadar Wisata 5.0 di Magelang
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023