Jakarta (ANTARA) - Senin pagi di Jalan Tanah Merah Bawah, Koja, Jakarta Utara terlihat berbeda. Tidak ada aktivitas anak sekolah yang berlarian karena terlambat. Tidak terlihat pula warga yang mengejar angkutan umum ke ujung gang untuk ke tempat kerja.

Pemandangan ibu-ibu bergunjing di gerobak pedagang sayur juga tak terlihat di sana. Yang ada hanya sekumpulan warga sedang melihat puing-puing rumah di sepanjang jalan. Di tempat inilah lokasi kebakaran yang melanda Depo Pertamina Plumpang, di kawasan Koja pada Jumat (3/3) malam.

Jalanan pun begitu berdebu, kusam dan gersang. Bau arang bekas terbakar bak menusuk ujung hidung kala menelusuri jalan.Sesekali, orang yang melintas berusaha menutup hidung lantaran debu yang terangkat setiap kaki berpijak.

Setiap menengok ke kanan dan ke kiri, selalu ada satu bangunan bekas terbakar. Ada yang masih kokoh namun meninggalkan bekas hitam, ada juga yang sudah ambruk.

Terlihat ada dua sepeda motor terparkir rapi di dalam teras rumah warga, namun sudah tinggal kerangka besi lantaran habis digerogoti si jago merah.

Menengok ke depan, terlihat beberapa warga yang jongkok di atas puing-puing sambil berbincang dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Polisi. Ada pula yang masih sibuk mengorek arang hitam di dalam banguna dengan tangan telanjang. Mungkin mencari sisa barang yang masih layak pakai.

Tepat di belakang tembok setinggi hampir lima meter milik Depo Pertamina Plumpang, seorang pria paruh baya berdiri menantang panas di atas puing bangunan. Kepalanya menunduk sambil menyilangkan tangan ke belakang seraya mencari sesuatu. Sambil mengernyitkan dahi, bola matanya menelusuri puing demi puing. Topi hitamnya pun seakan menjadi tameng utama pelindung kepala dari panasnya sang surya pagi itu.

Dia adalah Imam (51), seorang petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Koja, Jakarta Utara. Dia dan delapan orang lainya diperintahkan untuk mencari jasad seorang ibu yang diduga tertimpa puing bangunan tersebut. "Dia sudah nenek-nenek, usia 50an ke atas kalau ga salah," kata Imam.

Proses pencarian ini sudah dilakukan sejak Minggu (5/3), tepatnya pukul 10.00 WIB. Namun sampai sekarang, pencarian tidak membuahkan hasil.

Semua berawal ketika dirinya dan petugas yang lain mendapat aduan adanya anggota keluarga yang hilang saat peristiwa kebakaran. Keluarga menduga perempuan tersebut tertimbun di dalam puing bangunan. Berdasarkan informasi tersebut, dirinya dan delapan orang lain langsung ke lokasi.

Sampai di lokasi, Imam kaget lantaran bangunan tingkat dua ini benar-benar sudah ambruk. "Jadi sebelumnya ini atasnya kontrakan, terus bawahnya toko kosmetik sama toko baju," kata dia.

Dia menduga bangunan ini bisa hancur total karena ledakan Plumpang yang berada persis di depannya.

Imam dan petugas lain pun mengaku kesulitan untuk mencari jenazah di dalam puing. Alhasil, mereka menggunakan mobil alat berat ekskavator untuk meratakan dan membuka jalur di tengah puing. Dengan demikian, proses pencarian pun bisa dilakukan dengan lebih mudah


Pacul, linggis dan rasa berdebar

Tepat jam 10.00 WIB, proses pencarian di mulai. Imam sudah siap dengan pacul di tangan kanan demi menggali setiap puing. Batu demi batu dihancurkan, bergenggam-genggam pasir sudah pula diangkat. Namun tak kunjung terlihat jasad korban di sekitar itu.

Sesekali, Imam ganti "senjata" yang dimiliki dengan linggis dengan harapan proses penghancuran puing bisa lebih cepat. Namun nyatanya, tidak terlihat juga jenazah yang diduga berada dalam timbunan.

Tidak hanya tangan, indra penciuman Imam juga dipaksa untuk bekerja. Sesekali dia mengendus adanya bau bangkai di dalam tumpukan puing.
Sesekali bau bangkai itu muncul dan selang beberapa lama bau itu hilang entah kemana. Belum lagi hujan yang sesekali datang selama 15 hingga 20 menit, maka proses pencarian pun menjadi semakin sulit.

Di tengah berjibaku dengan puing, Imam mengaku gugup. Rasa berdebar tidak bisa dia hindari lantaran saat ini dia harus bekerja mencari jasad. Beban tanggung jawab ini dirasakan cukup besar, karena di belakang sana ada bayang-bayang keluarga korban yang menantikan kabar baik.

Imam pun sama sekali tidak pernah bekerja seperti ini. Selama menjadi petugas SDA kecamatan, dia hanya berkutat membersihkan saluran air, menangani banjir hingga penanganan saluran penghubung.

Namun demikian, rasa grogi itu dia telan bulat-bulat dan memilih untuk terus melaksanakan tugas. Hingga pukul 17.00 WIB, jenazah tidak juga ditemukan. Alhasil pencarian pun dihentikan dan akan kembali dilaksanakan hari ini.

Imam tidak bisa memberikan janji apakah hari ini jenazah akan ditemukan, atau justru hasilnya nihil seperti kemarin. Dia juga tidak bisa memastikan apakah jasad tersebut akan ditemukan dalam keadaan utuh atau tidak. Yang pasti, Iman dan delapan orang lainnya akan terus berusaha mencari walaupun pertanyaan pertanyaan itu terus menghantui benak mereka.


Presiden turun tangan

Presiden Joko Widodo saat meninjau salah satu posko korban kebakaran di RPTRA Rasela Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/3), memerintahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk merelokasi tempat tinggal korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Presiden menyebut relokasi sangat perlu dilakukan lantaran lahan dekat Depo Pertamina Plumpang berbahaya untuk ditinggali warga.

Beberapa opsi pun bisa saja dilakukan di antaranya menggeser Depo Pertamina Plumpang atau memindahkan warga ke tempat tinggal yang lebih layak. "Ini akan segera diputuskan sehari dua hari ini oleh Pertamina, Gubernur DKI sehingga solusinya menjadi jelas," katanya.

Perintah tersebut langsung direspon cepat oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Dia berjanji akan melakukan evaluasi terhadap Depo Pertamina Plumpang sesuai arahan presiden.

"Presiden berpesan agar keamanan dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, evaluasi akan dilakukan untuk meninjau kembali zonasi serta langkah ke depan," kata Heru dalam keterangan tertulis, di hari yang sama.

Heru juga menyampaikan jajarannya akan terus mendampingi para penyintas di pengungsian dalam berbagai aspek, mulai dari kesehatan fisik hingga kesehatan mental agar proses pemulihan korban berjalan lancar.

Selain itu, Erick Thohir juga merespons cepat arahan presiden itu. Dalam waktu dekat pihaknya akan mengkaji sistem pengamanan Depo Bahan Bakar Minyak (BBM), karena merupakan bagian dari objek vital negara. “Sesuai arahan Presiden kami akan kaji kembali aspek keamanan semua instalasi Depo BBM agar insiden seperti di Plumpang tidak terjadi lagi,” ujar Erick.


Korban jiwa

Berdasarkan data terakhir pada Minggu (5/3), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat jumlah pengungsi sebanyak 421 jiwa dengan rincian 121 jiwa di Kantor PMI Jakarta Utara dan 300 jiwa di RPTRA Rasella.

Korban meninggal dunia pun tercatat mencapai 19 orang yang terdiri dari 14 dewasa dan lima orang anak anak. Tercatat pula ada tiga anak yang dinyatakan hilang dan saat ini masih dalam proses pencarian. Pihak Koramil Koja pun hingga saat ini masih melakukan pencarian di lokasi.

Tidak hanya fokus menangani korban meninggal dan korban luka, pemerintah juga fokus menangani anak anak korban kebakaran yang mengalami trauma pascatragedi itu. Tim pemulihan trauma itu diterjunkan oleh jajaran Polres Metro Jakarta Utara dan Polda Metro Jaya pada Minggu.

"Dengan adanya program pemulihan ini diharapkan bisa mengurangi trauma pada anak-anak atas kejadian kebakaran kemarin," kata Kasubnit 1 Narkoba Polres Jakarta Utara Ipda Nurmi Syamsir saat ditemui, di lokasi.

Nurmi mengatakan pihaknya bersama relawan membantu PMI Jakarta Utara memberikan hiburan kepada anak-anak agar bisa merasa senang dan bersemangat selama tinggal di pengungsian.

Nurmi bersama rekan-rekan polwan juga memberikan mainan dan jajanan ringan agar anak-anak merasa terhibur dan merasakan kegiatan itu sebagai pengalaman yang tidak terlupakan.

Selain memberikan pemulihan trauma, para polisi wanita juga ikut membantu keluarga terdampak bencana dengan memberikan bantuan yang diperlukan.

Pencarian korban ledakan Depo Pertamina Plumpang hingga kini terus dilakukan. Diduga masih ada korban tertimbun reruntuhan di kawasan sekitar depo di kawasan Koja, Jakarta Utara, tersebut. Petugas maupun pihak keluarga sama-sama berharap korban yang diduga masih terperangkap reruntuhan, dapat ditemukan.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023