New York (ANTARA News) - Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya (UNESCO) mengecam peristiwa pembunuhan yang menimpa seorang wartawan Indonesia bernama Herliyanto baru-baru ini, setelah melakukan liputan kasus korupsi. "Saya mengecam pembunuhan keji terhadap Herliyanto. Kejahatan seperti ini seharusnya tidak diampuni," kata Direktur Jenderal UNESCO, Koichiro Matsuura, dalam pernyataannya yang dipublikasikan UNESCO melalui pusat media PBB New York, Senin. Menurut dia, kekerasan terhadap wartawan sebenarnya bukan hanya suatu kekerasan terhadap seseorang, tetapi juga terhadap masyarakat secara keseluruhan. Kebebasan berekspresi diakui sebagai hak dasar dalam Deklarasi Universal tentang HAM. "Saya percaya pemerintah Indonesia akan melakukan pengusutan dan membawa pelakunya ke pengadilan," katanya. Herliyanto (40) adalah penulis lepas untuk beberapa media, di antaranya tabloid Delta Sidoarjo dan tabloid Visual Yakarta. Ia ditemukan tewas di kawasan hutan dekat Probolinggo, Jatim, 29 April lalu. Hasil otopsi menunjukkan adanya luka tusukan. Polisi menduga ada motif tertentu dari pembunuh karena barang-barang pribadinya tidak hilang, termasuk sepeda motornya. Kamera dan komputer notebook-nya dilaporkan hilang. Menurut Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Herliyanto pernah menulis tentang kasus dugaan manipulasi subsidi beras oleh seorang kepala desa. Ia juga menulis mengenai penyelundupan air bersih di desa lainnya. (*)
Copyright © ANTARA 2006