Gubernur People's Bank of China (PBOC), Yi Gang, pada Jumat (3/3), menekankan bahwa mempertahankan pertumbuhan kredit yang wajar telah memainkan peran penting dalam menstabilkan lapangan kerja dan menjamin penghidupan masyarakat.
Yi dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa bank sentral China itu memangkas rasio cadangan wajib minimum sebanyak 14 kali sejak 2018, melepaskan likuiditas jangka panjang senilai lebih dari 11 triliun yuan (1 yuan = Rp2.210).
"Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan normal, membangun fondasi yang kuat guna memastikan stabilitas harga secara keseluruhan," ujar Yi.
Tahun lalu, negara itu mempertahankan pertumbuhan indeks harga konsumennya di angka 2 persen, sangat kontras dengan tingkat inflasi internasional yang tinggi.
Yi menambahkan bahwa sistem nilai tukar berbasis pasar yang fleksibel menstabilkan ekonomi makro dan neraca pembayaran internasional.
China menurunkan suku bunga utama pinjaman tahun lalu untuk mempertahankan suku bunga riil di tingkat yang sesuai, secara efektif mengarahkan penurunan biaya finansial dan mendukung ekonomi riil.
Yi mengatakan bahwa suku bunga pinjaman korporat baru berada di angka rata-rata sebesar 4,17 persen pada 2022, turun 1,28 poin persentase dibandingkan pada 2018.
Suku bunga pinjaman inklusif untuk usaha kecil dan mikro mencapai 4,9 persen pada Desember 2022, turun dari 6,3 persen pada Januari 2018.
Dia mengatakan bahwa PBOC juga telah meningkatkan dukungannya terhadap sejumlah bidang utama dan sektor yang lemah.
Negara itu telah mendukung usaha kecil dan mikro dalam mengurangi dampak epidemi COVID-19 dengan menunda pelunasan pokok dan bunga pinjaman mereka.
Hingga akhir 2022, nilai outstanding untuk instrumen kebijakan moneter struktural di negara itu mencapai 6,4 triliun yuan, menyumbangkan 15 persen terhadap total aset bank sentral China.
Pinjaman inklusif yang belum diselesaikan untuk perusahaan kecil dan mikro hampir mencapai 24 triliun yuan, menurut data resmi.
"China akan berupaya untuk mempertahankan suplai uang dan kredit yang sesuai, sembari menerapkan kebijakan moneter struktural guna mendukung sejumlah sektor, antara lain perusahaan kecil dan mikro, keuangan hijau, serta inovasi ilmiah dan teknologi," kata Yi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023