Dalam serangan ransomware, peretas mengenkripsi data pengguna dan membatasi akses atas aset, lalu memaksa korban membayar uang tebusan agar akses ini dibuka. Serangan ransomware tidak hanya menghentikan layanan, namun juga merusak reputasi korban.
Seluruh serangan ransomware memiliki beberapa ciri khas penting dari sisi layanan:
a) Perangkat lunaknya sangat beraneka ragam. Jumlah varian ransomware meningkat 98% pada periode Semester II-2021 hingga Semester I-2022 sehingga sangat sulit dideteksi dan direspons, bahkan serangan tersembunyi dan baru berlangsung cepat dan efektif.
b) Ransomware cepat menyebar sehingga administrator tidak sempat merespons setelah sebuah serangan dimulai. Menurut Microsoft, ransomware dapat menembus sistem untuk memperoleh akses hanya dalam 45 menit.
c) Dampak ransomware terhadap bisnis perusahaan tergolong lebih parah ketimbang jenis pengguna lain, sebab biasanya perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan layanan setelah terkena serangan, dan data bahkan sama sekali tidak dapat diperoleh kembali. Laporan resmi IDC mengungkap, durasi rata-rata service downtime akibat ransomware mencapai lima hari pada 2022, dan lebih dari 46% perusahaan yang membayar uang tebusan belum mampu memperoleh datanya setelah terkena serangan.
Maka, perusahaan sangat memerlukan proteksi terpadu yang efektif, sebab solusi proteksi ransomware yang biasa tidak dapat mengatasi tantangan.
Solusi inovatif multilayer ransomware protection (MRP) Huawei memberikan proteksi data berdasarkan kolaborasi network-storage. Dengan tiga kapabilitas utamanya—network-storage detection, network-storage response, dan network-storage recovery—solusi ini mampu mencegah enkripsi dan pencurian data secara lebih baik ketimbang solusi kompetitornya.
Solusi MRP menggunakan sistem yang terdiri atas dua lini pertahanan dan enam lapis proteksi untuk meningkatkan keamanan sistem TI, serta memberikan enkripsi terpadu dari sisi storage sehingga efektif menangkal pencurian data.
Berkat tim proteksi ransomware Huawei, mekanisme deteksi network-storage juga memiliki akurasi 99,9% (menurut laporan CNCTC), dan mengotomatisasi deteksi ancaman.
Solusi MRP Huawei menghasilkan recovery tercepat di industri, mencapai 172 TB/jam, dan menggunakan snapshot yang aman untuk memulihkan layanan dalam hitungan detik. Di sisi lain, offline air-gap storage dari solusi ini secara efektif menangani service locking dalam jangka panjang setelah data terenkripsi, semakin mempersingkat waktu recovery.
Michael Qiu, President, Global Data Center Marketing & Solution Sales Dept., Enterprise BG, Huawei, menjelaskan, "Ransomware merupakan salah satu ancaman yang paling serius bagi perusahaan di seluruh dunia. Tahun lalu, Huawei meluncurkan solusi four-layer storage yang membantu banyak klien menaklukkan serangan ransomware. Tahun ini, teknologi baru kami, multilayer ransomware protection (MRP), mengandalkan kolaborasi network-storage untuk memperkuat proteksi. Solusi ini mengurangi dampak serangan ransomware pada bisnis Anda, dan meniadakan service downtime."
Duncan Brown, VP, Enterprise Research Europe, IDC, berkata, "Kami menilai, strategi ini perlu ditingkatkan menjadi pendekatan berlapis yang mencakup kombinasi teknologi infrastruktur, seperti storage dan jaringan, pelatihan tentang kesadaran keamanan siber secara konsisten dan komprehensif, serta memperbarui keamanan endpoint dan jaringan. Langkah tersebut menjadi pertahanan terbaik melawan ransomware."
Informasi lebih lanjut https://e.huawei.com/en/solutions/data-center/multi-level-data-center/mrp.
NARAHUBUNG:
hwebgcomms@huawei.com
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023