Jakarta (ANTARA News) - Meneg BUMN Sugiharto mengatakan, pemerintah memutuskan untuk membeli kembali 24,9 persen saham Cemex di Semen Gresik melalui dana yang dihimpun konsorsium BUMN."Meneg BUMN sesuai kewenangan undang-undang, membentuk konsorsium untuk memastikan preemptive right yang dimiliki pemerintah itu di exercise sehingga nantinya keinginan beberapa daerah yang menginginkan juga memiliki sebagian saham PT Semen Gresik bisa dipenuhi," kata Sugiharto di kantor presiden Jakarta, Senin. Menurut Sugiharto, keputusan ini sudah disampaikan kepada Cemex pekan lalu, dan tinggal menunggu persetujuan dari Cemex. Namun, menurutnya pembelian oleh konsorsium BUMN ini tidak melanggar persetujuan penjualan atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) karena konsorsium BUMN juga bagian dari pemerintah. "Memang dalam CSPA bilamana Cemex ingin menjual sahamnya dia wajib menawarkan terlebih dahulu pada pemerintah RI yang dalam hal ini adalah diwakili oleh Menneg BUMN sesuai UU," katanya. Menurut Sugiharto, untuk membeli sekitar 174 juta lembar saham Cemex tersebut dibutuhkan dana sekitar 337 juta dolar AS. "Yang pasti harganya sama dengan yang ditawarkan Cemex pada Blue Valley (BV) Singapore yang kabarnya merupakan bagian dari Rajawali Grup. Dijelaskannya, keputusan membuat konsorsium BUMN ini diambil setelah pemerintah melihat tidak ada dana yang bisa digunakan dari APBN 2006. "Bahwa kita kesampingkan dana APBN karena memang tidak dianggarkan dan menurut saya tidak perlu, karena dengan BUMN saja kita mudah menghimpun dana untuk mengambil 147 juta lebih lembar saham dengan harga yang ditawarkan BV Singapore dan kemudian kita harap dari deviden stream yang akan diterima dari Semen Gresik bisa melunasi kewajiban kita untuk equity financing ini, " katanya. Mengenai BUMN yang masuk dalam konsorsium itu, Sugiharto belum mau mengatakannya, dan hanya menyebutkan BUMN yang 100 persen dikuasi pemerintah. "Parameternya adalah yang 100 persen dimiliki oleh pemerintah, sekarang kita belum tentukan siapa. Tapi yang pasti bahwa BUMN yang akan mengambil alih," katanya. Sebelumnya, Cemex telah melakukan kesepakatan penjualan sahamnya kepada Rajawali Grup pada 3 Mei lalu. Namun, karena dalam CSPA disebutkan penjualan harus mendapat persetujuan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas maka kesepakatan itu harus menunggu. Namun, dalam masa itu pemerintah justru memperhitungkan untuk membeli kembali saham Cemex tersebut dengan konsorsium BUMN.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006