Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Pertamina fokus untuk mengatasi kebakaran depo BBM milik Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, dan menangani korban dengan baik.
"Kita beri kesempatan kepada Pertamina untuk menyelesaikan masalah kebakaran ini dulu. Ini lebih penting karena menyangkut keamanan dan keselamatan orang-orang yang ada di kawasan depo dan lingkungan masyarakat sekitar," kata Mulyanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Di tengah kondisi darurat saat ini, Mulyanto mengajak elemen masyarakat untuk tidak berpolemik terlebih dahulu terkait penyebab kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3) malam.
"Kita jangan berpolemik dulu tentang penyebab kebakaran. Masalah itu bisa kita bicarakan setelah kebakaran diselesaikan dan penanganan korban sudah dituntaskan," imbuhnya.
Baca juga: Dinkes sinergi dengan RS pusat soal rujukan pasien kebakaran depo BBM
Mulyanto juga berharap meski dalam kondisi darurat, Pertamina tetap dapat menyediakan pasokan BBM bagi masyarakat.
Dia meyakini Pertamina memiliki rencana kerja cadangan (contigency plan) yang memungkinkan pelayanan pengadaan BBM tetap berjalan meskipun terjadi musibah kebakaran di Depo Pertamina Plumpang.
"Pertamina perlu mengambil langkah untuk menutupi kekurangan pasokan distribusi BBM dan gas di wilayah Jabodetabek agar kegiatan ekonomi masyarakat lainnya tidak terganggu," katanya.
Selain itu, Mulyanto meminta Pertamina segera melakukan audit keamanan di semua depo dan kilang BBM untuk menghindari kejadian serupa, lantaran kebakaran di depo dan kilang BBM Pertamina termasuk sering terjadi.
Oleh karena itu, dia menilai proses pemeriksaan dan pengawasan perlu ditingkatkan. Terlebih, lanjut dia, di tengah kondisi musim penghujan saat ini yang kerap disertai kilat dan petir sehingga dapat memicu kebakaran di kilang-kilang minyak.
"Pertamina harus sungguh-sungguh melakukan penelitian untuk mengetahui kondisi setiap depo dan kilang yang dimiliki sehingga dapat dilakukan mitigasi dan pencegahan di masa-masa mendatang," tuturnya.
Menurut dia, pemeriksaan depo dan kilang BBM juga perlu dilakukan secara berkala, termasuk mengaudit secara komprehensif fasilitas depo dan kilang BBM yang sudah tua.
"Langkah mitigasi dan pencegahan yang diambil dari kasus sebelumnya menjadi penting. Ini harus menjadi perhatian serius Pertamina," kata Mulyanto.
Ia pun turut menyampaikan duka cita dan keprihatinannya terhadap masyarakat sipil yang terdampak atas musibah kebakaran yang disebabkan oleh bocornya pipa di Depo Pertamina Plumpang.
Kebakaran melanda pipa penerimaan BBM di Terminal Integrasi BBM Plumpang, Jakarta Utara, dan berdampak ke permukiman warga pada Jumat (3/3) sekitar pukul 20.10 WIB.
Sebanyak 52 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan didukung 30 orang personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, petugas dari PLN, PMI, AGD Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Tagana Dinas Sosial, Polsek, Koramil hingga relawan.
Kobaran api berhasil dipadamkan pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.20 WIB.
Berdasarkan data sementara BPBD DKI yang masih bergerak dinamis yakni tercatat ada 17 korban tewas, 49 orang luka berat dan dua orang luka sedang.
Para korban dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat di antaranya RSUD Koja, RS Tugu, RS Mulyasari, RS Pelabuhan dan RS Firdaus.
Baca juga: PMI sangat butuh popok untuk lansia korban kebakaran depo Pertamina
Baca juga: Anggota DPR menyayangkan insiden kebakaran Depo BBM Plumpang
Baca juga: Keluarga korban kebakaran depo Pertamina Plumpang datangi RS Polri
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023