Garut, (ANTARA News) - Rencana pembuangan sampah asal Kota Bandung ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Pasirbajing Garut menjadi terkatung-katung menyusul adanya penolakan dari warga di Kampung Leuweungtiis Desa Sukaraja dan sekitarnya yang berdekatan dengan lokasi TPA itu. "Masalah tersebut patut disikapi dengan arif dan bijak," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Achmad Muttaqien kepada pers di Garut, Senin (22/5). Muttaqien mengaku telah mendapatkan informasi bahwa volume sampah dari Kota Bandung yang hendak dibuang ke TPA Pasirbajing Garut yang memiliki luas areal sekitar 20 hektar itu mencapai sekitar 20 truk atau 200 meter kubik per hari. Permasalahan sampah di Kota Bandung memang sudah semakin parah, karena Pemkot Bandung sampai sejauh ini belum menemukan lokasi TPA sampah sementara, apalagi yang permanen, terutama terkait banyaknya penolakan dari warga sekitar TPA. Demikian pula warga yang tinggal sekitar 500 meter dari TPA Pasirbajing Garut menolak keras pembuangan sampah dari Kota Bandung, sementara di Garut sendiri masih banyak terdapat tumpukan sampah, termasuk di Jl Proklamasi yang merupakan jalan utama di Kota Garut, akibat masih banyaknya warga yang membuang sampah sembarangan. Sehubungan dengan itu Sekda Garut mengingatkan bahwa maksud ingin menolong Pemkot Bandung dari permasalahan sampah jangan sampai berakibat masyarakat Garut malahan mendemo Pemkab Garut. Ia juga menjelaskan, pada Senin 22 Mei 2006 Bupati Garut Agus Supriadi bersama Wakil Bupati Memo Hermawan berada di Bandung untuk menuntaskan permasalahan sampah yang kini malah telah menjadi keprihatinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. (*)
Copyright © ANTARA 2006