Mereka menjadi center of excellent,
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan berpeluang tinggi mencetak generasi unggul bangsa Indonesia karena situasi sumber daya manusianya yang strategis.
 

“Kalimantan Selatan punya potensi yang besar. Dengan sumber daya alamnya, yang kemudian bisa berubah (dikelola) menjadi sumber daya manusia yang unggul, saya membayangkan mereka menjadi center of excellent,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.
 

Hasto menilai provinsi yang terkenal sebagai penghasil batubara hingga intan itu, memiliki peluang yang tinggi karena terpantau sedang memasuki bonus demografi. Artinya, jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dari kelompok usia lainnya.
 

Hal tersebut juga ditunjang dengan angka prevalensi stunting di Kalimantan Selatan, yang mengalami tren penurunan tajam dari yang pada tahun 2021 lalu berada di angka 30 persen, kini menjadi 24,6 persen berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.
 

“Kita bisa siapkan dengan sumber daya manusia yang unggul, dan (diimbangi) sumber daya alam yang tidak terbarukan. Tidak semua daerah beruntung seperti Kalimantan Selatan,” kata Hasto.

Baca juga: BKKBN kenalkan Elsimil cegah stunting pada anggota Parlemen Arab-Asia

Baca juga: BKKBN: Aplikasi Elsimil tidak untuk menghambat calon pengantin menikah

 

Namun, Hasto menyarankan kualitas tersebut tidak boleh hanya berfokus pada kesehatan fisik saja, tetapi juga secara mental. Sebab, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, jumlah penderita penyakit mental emosional (mental emotional disorder) sudah mencapai 9,8 persen.
 

Kemudian ia menyebut saat ini tujuh dari 1.000 di Indonesia, dipastikan sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
 

Sehingga Hasto meminta pemerintah daerah terkait untuk benar-benar mengendalikanya. Sejumlah cara yang dia sebutkan adalah mencegah supaya anak putus sekolah, mencegah terjadinya pernikahan dini dan hamil di usia yang sangat muda.
 

“Remaja (adolescent) betul-betul dikendalikan, lalu angka kesuburan total (TFR) di Kalimantan Selatan juga rata-rata satu perempuan masih 2,34. (Ini sudah baik tapi) targetnya nasional kita 2,1. Sehingga KB-nya harus digencarkan lagi,” kata Hasto.
 

Ketua DPRD Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan Almien Ashar Safari berharap, adanya peraturan dari pusat terkait penanggulangan stunting, bisa menciptakan keseragaman kebijakan di Provinsi Kalimantan Selatan dan memudahkan para pembuat kebijakan untuk membuat inovasi-inovasi terkait Program Percepatan Penurunan Stunting.
 

“DPRD Provinsi Kalimantan Selatan sangat ingin berkontribusi dan berpartisipasi untuk terjun langsung ke masyarakat untuk menyampaikan tentang penanggulangan stunting,” katanya.

Baca juga: BKKBN mendorong Papua Barat optimalkan serapan DAK Subbidang KB

Baca juga: BKKBN gelontor Rp32,9 miliar untuk penanggulangan stunting di DIY

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023