Jakarta (ANTARA News) - Pengalihan kompor minyak tanah ke elpiji akan memukul industri kecil kompor minyak tanah terutama di Jakarta yang menjadi proyek percontohan mulai September 2006. "Di DKI Jakarta akan diadakan satu juta kompor dan tabung gas, ini industri kecil kompor minyak yang harganya Rp10 ribu, Rp15 ribu, dan Rp50 ribu akan mati semua," kata Anggota Komisi VI DPR-RI Refrizal pada Raker dengan Menperin Fahmi Idris di Jakarta, Senin. Menurut dia, karena proyek pengalihan kompor minyak tanah ke elpiji akan terjadi di seluruh Indonesia, maka industri kecil kompor yang dirugikan akan lebih banyak lagi. "Apa telah dihitung kerugian masyarakat oleh pemerintah dengan adanya proyek baru ini," katanya. Apalagi, kata dia, proyek sebelumnya kompor briket batubara saja belum optimal. Menanggapi pernyataan tersebut, Menperin Fahmi Idris mengatakan konversi minyak tanah ke elpiji adalah untuk menyelamatkan APBN. "Konversi minyak tanah ke elpiji tidak berarti bahwa konversi batubara dan yang lainnya dihentikan. Konversi batubara tetap akan dilakukan tetapi untuk industri karena dampak lingkungan batubara untuk rumah tangga besar sekali," katanya. Fahmi juga mengatakan, industri kecil kompor minyak tanah akan dilatih untuk membuat kompor gas karena membuat peralatan masak dengan gas itu tidak rumit. Ditegaskannya pemerintah akan berupaya agar industri kecil kompor tidak dirugikan dengan adanya pengalihan kompor minyak tanah ke elpiji. "Jadi ini tidak ada permainan. Kalau ada kecurigaan boleh-boleh saja, tidak dilarang," ujarnya menanggapi adanya kecurigaan proyek pengalihan kompor minyak tanah ke elpiji itu ada permainan yang menguntungkan kelompok tertentu.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006