Di awal tahun, sudah mulai ada pemberian kredit, sehingga mudah-mudahan tahun ini pertumbuhan kredit akan cukup bagus

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mega Tbk menargetkan penyaluran kredit tumbuh 10 persen hingga 11 persen pada 2023 dari capaian pada 2022, yang senilai Rp70,29 triliun.

"Di awal tahun, sudah mulai ada pemberian kredit, sehingga mudah-mudahan tahun ini pertumbuhan kredit akan cukup bagus," ucap Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib saat ditemui usai acara peluncuran Meriah Bareng Mega Periode 2023 di Jakarta, Jumat.

Kredit pada awal tahun ini sudah mulai diberikan kepada beberapa sektor antara lain sektor telekomunikasi, baik dilakukan oleh Bank Mega maupun sindikasi.

Adapun pada 2022, Bank Mega mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15,84 persen dari 2021 yang sebesar Rp60,68 triliun.

Di sisi lain, Kostaman menuturkan tren suku bunga kredit maupun simpanan Bank Mega saat ini mengikuti arah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Meski, suku bunga BI sudah mencapai puncak kenaikan yakni saat ini di level 5,75 persen, LPS baru saja menaikkan tingkat bunga penjaminan menjadi 4,25 persen.

"Jadi, nasabah melihat dua faktor ini, bunga BI maupun LPS. Kalau keduanya naik, mereka menuntut bunga lebih tinggi," ucap dia.

Kendati demikian, dia berharap suku bunga acuan BI akan perlahan menurun menuju akhir tahun sehingga tren suku bunga perbankan pun akan mengikuti.

Sejauh ini, mayoritas suku bunga Bank Mega yakni sekitar 60-70 persen turut menggunakan suku bunga referensi (reference rate) seperti Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) 3 bulan.

Dengan demikian perubahan suku bunga Bank Mega turut mengikuti suku bunga referensi tersebut.

Baca juga: Bank Mega bidik penghimpunan dana Rp1 triliun dari Undian Meriah 2023
Baca juga: Bank Mega kembali gelar Program Undian Meriah Bareng Mega 2023
Baca juga: Bank Mega harap suku bunga acuan BI turun di akhir tahun 2023

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023