Berlin (ANTARA) - Duta Besar Ukraina untuk Jerman Oleksii Makeiev menyebut Berlin semakin menunjukkan peran kepemimpinan dalam mengatur pengiriman senjata ke Kiev.

Jerman awalnya enggan mengirim senjata berat ke Ukraina untuk membantu Kiev menghadapi invasi Rusia, karena khawatir akan meningkatkan pertempuran.

Namun pada Januari, Berlin setuju untuk mengirim tank Leopard dan mengatakan akan bekerja sama dengan sekutu untuk mengirim lebih banyak lagi senjata.

"Apa yang telah berubah dalam beberapa bulan terakhir adalah kita tidak hanya membahas hal yang penting ini (pengiriman senjata) tetapi kita merencanakan secara strategis sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan apa yang dapat diberikan," kata Makeiev kepada Reuters, Kamis (2/3).

Dia mengatakan perlengkapan militer yang paling dibutuhkan Kiev adalah sistem pertahanan udara, tank tempur, artileri, dan amunisi.

"Kami membutuhkan lebih banyak amunisi dan lebih banyak artileri jarak jauh untuk menghancurkan rantai pasokan Rusia," kata Makeiev.

Ukraina saat ini tidak meminta Jerman untuk mengirim jet tempur, ujar dia.

"Sampai saat ini, saya belum menerima permintaan dari kementerian pertahanan kami untuk jenis pesawat tertentu yang tersedia di Jerman," kata dia.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa dia sedang dalam pembicaraan dengan sekutu tentang memberikan jaminan keamanan masa depan bagi Ukraina, tanpa menjelaskan apa yang mungkin terjadi.

Makeiev mengatakan Ukraina menyambut diskusi tentang tawaran jaminan keamanan untuk masa depan pascaperang, dan mengatakan bahwa jaminan tersebut tidak memaksa Ukraina untuk melunakkan sikapnya terhadap Rusia.

"Jaminan keamanan terbaik untuk Ukraina adalah keanggotaan NATO," kata Makeiev.

Menurut dia, banyak negara Eropa lainnya menginginkan semacam jaminan keamanan setelah perang berakhir.

"Jadi bagi kami, penting bahwa Rusia kehilangan kapasitas untuk berperang di mana pun di kawasan ini setelah Ukraina memenangkan perang ini," kata dia.

Pernyataan Makeiev sangat kontras dengan komentar keras pendahulunya, Andriy Melnyk, yang kerap menyalahkan Jerman karena tidak berbuat banyak untuk membantu Ukraina melawan invasi yang disebut Rusia "operasi militer khusus".

Keputusan Jerman pada Januari dibuat setelah AS setuju untuk mengirim tank M1 Abrams. Sikap AS itu mengakhiri salah satu tabu dalam dukungan Barat bagi Ukraina, yakni menyediakan senjata untuk menyerang ketimbang bertahan.

Rusia kemudian bereaksi dengan marah dan mengatakan bahwa Jerman mengabaikan "tanggung jawab sejarah pada Rusia", yang merujuk pada kejahatan Nazi pada Perang Dunia II ketika pasukan Hitler menginvasi Uni Soviet.

Sumber: Reuters

Baca juga: Menhan Jerman: Menilai China jangan dari kata-katanya
Baca juga: Jerman minta China bersikap tegas soal perang Rusia-Ukraina
Baca juga: Jerman resmi setujui pengiriman 178 tank Leopard ke Ukraina

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023