Jakarta (ANTARA) - Instruktur Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Nasional Dr. Adnan Anwar mengemukakan paparan virus radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat harus sedini mungkin dinetralisasi dengan vaksinasi ideologi.

"Ini penting mengingat bangsa Indonesia memiliki agenda besar, yaitu Indonesia Emas 2045. Indonesia memerlukan arah transformasi yang jelas dan itu harus mendesak pada waktu sekarang ini, terutama untuk kebangkitan nanti pada 2045, yaitu satu abad Indonesia berusia,” kata Adnan Anwar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan untuk meraih hal tersebut diperlukan penyiapan generasi muda yang unggul, yang menjunjung tinggi kultur, budaya dan karakter bangsa yang toleran, antikekerasan dan mencintai bangsanya.

Hal itu diwujudkan melalui lima nilai transformasi, di antaranya transformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, transformasi moderasi beragama, transformasi akar kebudayaan bangsa, dan transformasi pembangunan kesejahteraan.

"Generasi milenial harus diprioritaskan karena jumlahnya sudah hampir 60 persen lebih dalam demografi dan mereka ini generasi yang mengambang, mengalami floating mesh. Mereka adalah generasi yang berhadapan langsung dengan keterbukaan di semua bidang," ucapnya.

Untuk itu, generasi yang berhadapan langsung dengan keterbukaan di semua bidang itu sangat mengubah karakter dan perilaku dasar generasi milenial.

Pria yang akrab disapa Cak Adnan itu menyebut jika generasi milenial tidak dibekali vaksinasi ideologi tersebut bisa mengancam persatuan dan keutuhan bangsa ke depannya.

Apalagi bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan budaya. Para generasi milenial harus memahami bahwa keberagaman yang ada adalah sebuah keniscayaan.

"Tapi, syaratnya dalam memberikan vaksinasi ideologi harus dibarengi dengan berbagai macam kegiatan bagi masyarakat dan program populis, seperti penguatan ekonomi, keadilan sosial dan penguatan SDM juga harus dilakukan secara bersama-sama," katanya.

Menurutnya, transformasi yang demikian harus dibangun dari semua lini, dari pemerintah di tingkat bawah hingga atas, di lembaga pendidikan, lingkungan ormas dan juga yang terpenting lingkungan keluarga.

"Setelah para pemimpinnya harus memiliki arah yang sama dan sepakat dengan transformasi maka masyarakat akan mengikuti karena masyarakat cenderung Tut Wuri Handayani, yaitu rakyat yang akan mencontoh pemimpinnya dan tentunya kesempatan ini digunakan untuk ditiru masyarakat terhadap perilaku pemimpin," katanya.

Mantan Wasekjen PBNU itu menyatakan optimismenya terhadap upaya penanaman lima nilai transformasi atau vaksinasi ideologi yang diusung oleh BNPT mampu mengembalikan karakter bangsa yang berbudi luhur dan anti kekerasan menuju bangsa yang unggul.

"Saya kira bangsa ini masih bisa mengalami titik balik untuk menjadi negara besar dalam membangun peradaban yang besar dan negara yang berpengaruh di seluruh dunia. Jadi, masih sangat bisa sekali karena kultur, budaya, masyarakat, ekonomi, dan geopolitik itu masih masih cukup lumayan utuh," ujarnya.
 

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023