Bandung (ANTARA) - Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Singapore Management University (SMU) berkolaborasi dalam Program Talenta (kolaborasi di bidang human resources/sumber daya manusia) untuk mahasiswa yang akan memulai perusahaan rintisan.
"Program kolaborasi ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dalam konteks pengelolaan sumber daya insani," kata Head of International Relations (Bureau of Partnerships) IT Andika Putra Pratama, dalam keterangan Humas SBM ITB, Jumat.
Kolaborasi membahas isu-isu seperti millennial talent management and engagement, employer branding, dan recruitment pada perusahaan rintisan.
Baca juga: Dosen SBM ITB ikut sukseskan B20 gugus tugas energi berkelanjutan
Baca juga: Pengamat: Tarif baru ojol masih sejalan dengan pengendalian inflasi
"Mahasiswa akan memberikan solusi-solusi terkait dengan permasalahan human resources yang sedang dihadapi oleh perusahaan rintisan tersebut," kata Andika.
Terdapat 48 peserta yang berpartisipasi dalam program ini, mereka terdiri dari 24 mahasiswa sarjana, MBA SBM ITB, Magister Teknik Industri, Alumni Sarjana SBM dan dua orang mahasiswa double degree dari Jerman serta 24 mahasiswa SMU.
Program ini sudah berlangsung sejak 27 Februari 2023 dan akan berakhir pada 5 Maret 2023. Nantinya mahasiswa SMU ini juga akan belajar di SBM ITB di Bandung pada bulan 7-17 Mei 2023.
“Kolaborasi juga diharapkan dapat mengasah kemampuan mahasiswa mengidentifikasi teori dan konsep terkait talent management yang memfokuskan pada millennial talent management," kata Andika
Selain itu, lewat kolaborasi ini nantinya mahasiswa juga akan memiliki pengalaman yang komprehensif di lingkungan internasional, mengembangkan kemampuan untuk mempresentasikan solusi bisnis terkait dengan isu- isu yang sedang dihadapi oleh perusahaan.
Sementara itu, Dosen SBM ITB dari kelompok keahlian People & Knowledge Management (PKM) Nurlaela Arief, yang mengikuti program ini dan mengajar tentang employer branding pada kelas kolaborasi tersebut, menambahkan peserta program kali ini sangat antusias.
Nurlaela mengatakan mereka bersemangat mengikuti pembelajaran intercultural context, cocok dengan tantangan dalam mengelola sumber daya insani di setiap industri dan perusahaan yang terus berkembang.
Setiap organisasi punya tantangan untuk merekrut talenta yang terbaik, employer branding, dan tentunya meningkatkan kepuasan kerja.
“Tentunya, generasi mendatang, khususnya generasi Z, perlu dipersiapkan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang akan dihadapi tersebut," kata Nurlaela.
"Sebaliknya kami juga perlu memetakan nilai-nilai apa saja yang menjadi prioritas Gen Z untuk menarik mereka bergabung di perusahaan rintisan pada khususnya," ujar dia.
Sementara itu menurut Dr. Paul Lim, Pengajar Kelompok Keahlian Organizational Behavior & Human Resources Lee Kong Chian School of Business Singapore Management University (SMU), masa depan pembelajaran adalah experiential learning.
Pedagogi khusus yang dikembangkan SMU-X telah memimpin dunia akademis untuk membantu siswa mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja dengan cara yang relevan dan konsep terapan dengan mengerjakan proyek riil untuk perusahaan klien terpilih.
“Kami sangat bangga dan terhormat dapat bermitra dengan ITB dalam program gabungan ini. Hal ini mencerminkan pola pikir yang dimiliki SBM ITB dalam mempersiapkan mahasiswanya menjadi kontributor yang relevan dan efektif bagi masyarakat Indonesia," kata Paul Lim.*
Baca juga: Forum orang tua apresiasi rektorat terkait konflik SBM ITB
Baca juga: Dosen SBM ITB kenalkan budidaya chamomile sebagai peluang usaha
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023