Yogyakarta (ANTARA News) - Status aktivitas "Awas Merapi" secara sektoral dipersempit menjadi hanya untuk sektor barat daya dan selatan yang merupakan alur Kali Krasak, Bedog, Boyong, dan Gendol, sehingga penduduk yang mengungsi diminta untuk tetap tinggal di tempat pengungsian. "Sedangkan untuk sektor barat, barat laut, utara, dan tenggara yang merupakan alur Kali Sat, Lamat, Senowo, Trising, Apu, dan Woro penduduk yang mengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing, tetapi diminta tetap waspada," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Drs Subandriyo MSi di Yogyakarta, Senin sore. Sehubungan dengan hal itu, menurut dia, kawasan permukiman di sepanjang alur Kali Krasak, Bedog, Boyong, dan Gendol dalam radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi pada jarak 300 meter dari tebing sungai tetap dikosongkan, karena masih berpotensi terancam awan panas. "Ancaman awan panas bervolume besar masih mungkin terjadi. Meskipun saat ini secara kuantitas terjadi penurunan awan panas, namun secara kualitas, yang dilihat dari jarak luncurnya, masih berpotensi untuk terjadi awan panas yang cukup besar," katanya. Ia mengemukakan, berdasarkan pengamatan visual pada Minggu (21/5) masih terjadi awan panas sebanyak 44 kali yang di antaranya cukup besar dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer ke arah hulu Kali Krasak, meskipun pada Senin pukul 00.00-06.00 WIB awan panas hanya terjadi empat kali dengan jarak luncur maksimum dua kilometer ke arah hulu Kali Krasak dan Boyong. "Sedangkan pada Senin pukul 06.00-12.00 WIB tidak nampak terjadi awan panas. Meskipun jumlah atau kuantitas awan panas mengalami penurunan selama dua hari terakhir, namun ancaman awan panas dengan volume besar masih ada, karena kubah lava diperkirakan masih berkisar 2,3 juta meter kubik," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006