Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengupayakan tidak ada pemadaman listrik menyusul penurunan kemampuan daya PLTGU Priok dan Muara Karang akibat berkurangnya pasokan gas."Kita tekankan ke Pertamina dan PLN agar mengupayakan masyarakat tetap menikmati listrik," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Purnomo Yusgiantoro sebelum mengikuti rapat di Kantor Wapres, Jakarta, Senin. Menurut dia, pipa gas milik BP West Java yang berada di Laut Jawa mengalami kebocoran akibat terkena jangkar kapal dan saat ini tengah dalam perbaikan. "Karena diperbaiki maka gas sementara tidak bisa mengalir karena takut terjadi kebakaran," katanya. Sebagai langkah antisipasi, lanjut Purnomo, saat ini tengah diupayakan agar Pertamina memasok kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke dua pembangkit milik PLN tersebut. Mengenai nilai kerugian akibat kebocoran, menurut dia, belum dihitung karena harus melihat lokasi terlebih dahulu. "Kita perkirakan waktu perbaikan antara 10-14 hari karena berada di tengah laut," katanya. Pasokan gas dari BP West Java Ltd ke PLTGU Priok dan Muara Karang berkurang 130 juta kaki kubik per hari atau setengahnya dari kondisi normal yang 260 juta kaki kubik per hari sejak Jumat (19/5) sekitar pukul 20.00 WIB dikarenakan pipa gas alam dari sumur APN mengalami kebocoran. Executive VP BP West Java Meiti Wajong mengatakan, penghentian sementara dilakukan demi alasan keselamatan setelah ditemukannya indikasi adanya kebocoran gas di area tersebut. Akibat berkurangnya pasokan gas itu, kemampuan PLTGU Priok dan Muara Karang mengalami defisit 500-600 MW. Dampak selanjutnya, mulai Senin ini, PLN menetapkan kondisi listrik di Jakarta berstatus siaga dan menghimbau kepada pelanggan baik rumah tangga maupun industri mengurangi pemakaian listrik saat beban puncak agar tidak terjadi pemadaman. PLN harus menombok hingga Rp8,2 miliar per hari karena harus mengoperasikan dua unit turbin PLTGU Priok dengan 1.600 kiloliter BBM jenis high speed diesel (HSD) yang mahal.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006