Kita punya energi terbarukan dan itu berlimpah
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan sebanyak 64 mahasiswa dari 34 perguruan tinggi mengikuti Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Program Magang dan Studi Independen (MSIB) Batch IV.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam mengatakan program Gerilya memberikan pengalaman yang bermanfaat untuk menyiapkan para mahasiswa dalam mengenal dunia kerja.
"Program Gerilya ini sangat bagus dalam arti selain menyiapkan adik-adik mahasiswa untuk mengenal dunia kerja, juga mengantar adik-adik mengenal ekonomi baru, ekonomi berbasis pada renewable energy," katanya di Jakarta, Kamis.
Nizam berpesan kepada para peserta agar menimba pengalaman sehingga memiliki kompetensi yang teruji dan memiliki kepercayaan diri untuk terjun di dunia kerja bidang energi surya dan energi terbarukan.
Terlebih lagi, program ini diinisiasi oleh Kemendikbudristek bersama Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM).
“Selamat mengikuti program Gerilya. Kalian (mahasiswa) akan mempelajari kompetensi baik hardskill maupun softskill. Tidak hanya teori tapi sekaligus juga mempraktikkannya,” ujar Nizam.
Baca juga: Kemendikbudristek gandeng ESDM dan swasta terkait energi terbarukan
Baca juga: Kemendikbudristek-PJB kembangkan energi terbarukan
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan program Gerilya telah sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengupayakan transisi energi.
Ia menjelaskan terdapat dua latar belakang yang mewajibkan pemerintah mengupayakan transisi energi yakni pertama adalah untuk kepentingan Indonesia yaitu pemerintah ingin agar kualitas ketahanan dan kemandirian energi nasional meningkat sehingga tidak bergantung pada energi fosil.
“Kita punya energi terbarukan dan itu berlimpah. Artinya kalau kita ingin transisi dari fosil ke nonfosil sumbernya sudah ada," kata Rida.
Kedua adalah adanya tekanan global bahwa saat ini perubahan iklim dan cuaca susah diprediksi bahkan di negara tropis seperti Indonesia.
“Kita harus berkontribusi agar suhu bumi tidak makin naik maka kita targetkan 1,5 derajat Celcius dan untuk saat ini kenaikannya mencapai 1,1 derajat Celcius,” jelasnya.
Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia Brian Dusza mengatakan program Gerilya adalah cara terbaik untuk melibatkan generasi muda dalam upaya percepatan transisi energi.
Menurutnya, Amerika Serikat senang untuk terus menjalin kemitraan yang kuat dengan Pemerintah Indonesia dalam pembangunan masa depan rendah karbon.
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna menambahkan, program transisi energi membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Hal itu harus dilakukan terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) guna memberikan dukungan bagi industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dalam negeri.
Baca juga: Kemendikbudristek dorong PTN gunakan energi baru dan terbarukan
Baca juga: WIKA, Kemendikbudristek dan 2 kampus kerja sama kembangkan EBTKE
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023