Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI meluncurkan program desa wisata tematik bersih narkoba di Provinsi Sumatera Selatan sebagai upaya memutus rantai penyalahgunaan barang terlarang itu di masyarakat.

"Program tersebut merupakan bentuk intervensi BNN yang berbasis kemasyarakatan yang saat ini telah diterapkan hampir di seluruh daerah di Indonesia," kata Kepala BNN RI Petrus Reinhard Golose di Palembang, Kamis.

Menurut dia, fokus pelaksanaan desa wisata edukatif bersih narkoba atau Bersinar itu mencakup tiga aspek, yakni pencegahan, pemberantasan, dan penanggulangan.

Dalam pelaksanaannya, masyarakat diberikan asistensi oleh petugas BNN terkait upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba ditransformasikan dengan muatan kreativitas, seni dan kepariwisataan.

Selanjutnya, masyarakat akan dilibatkan secara penuh melaksanakan ketiga aspek itu, termasuk memberantas peredaran gelap narkoba.

"Partisipasi dari semua pihak, elemen masyarakat dan kelembagaan memiliki peran besar menutup celah bagi siapapun untuk melakukan penyalahgunaan dan peredaran gelap barang terlarang itu," kata dia.

Di sisi lain, masyarakat di suatu desa atau kawasan itu siap diproduktifkan dalam hal kreativitas dan kepariwisataan sebagaimana yang telah dilakukan pemerintah dan kepolisian di Kota Palembang dengan membentuk kampung antinarkoba.

"Bahkan BNN juga meluncurkan perkebunan bersih narkoba demi meningkatkan efektivitas P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba),” ujarnya.

Kepala BNN menjelaskan rangkaian program ini dikerjasamakan dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Sumsel sebagai upaya pemberantasan narkoba yang prima karena masih banyak kawasan di daerah itu dalam kategori rawan.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan BNN Sumsel, terdapat sebanyak 714 kawasan rawan aktivitas penyalahgunaan dan peredaran narkoba.

Kawasan rawan tersebut, di antaranya berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan sekitarnya, Empat Lawang, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Kota Palembang sekitarnya.

Kerawanan tersebut karena masing-masing daerah itu merupakan akses penghubung penyelundupan narkoba antarprovinsi, baik perairan maupun darat.

Adapun tingkat kerawanan juga dapat dibuktikan dari besarnya realisasi pengungkapan kasus yang dilakukan oleh BNN bersama instansi penegakan hukum lain daerah setempat.

Terhitung selama satu tahun terakhir atau dari Januari 2022 hingga Februari 2023 sudah dilakukan penyitaan sebanyak 661 kilogram sabu-sabu dan 511 kilogram ganja di Sumsel.

Terbaru, dari barang bukti tersebut ada sebanyak 115 kilogram sabu-sabu yang berhasil disita Tim Bidang Brantas BNN Provinsi Sumsel.

Barang bukti 115 kilogram sabu-sabu itu didapatkan dari tangan tersangka NRH alias Acun (46), yang ditangkap dalam operasi penyergapan Tim Brantas BNN Provinsi Sumsel bersama personel Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur di Jalan Kolonel Dani Effendi, Talang Betutu, Palembang, pada 24 Januari 2023.

"Kita patut apresiasi kinerja penindakan aparat penegakan hukum yang solid atas realisasi ini, besar ya, fokus kita tidak hanya di penindakan pencegahan dan pemberdayaan," ujar Kepala BNN.

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pihaknya telah memberikan atensi kepada jajaran pemerintahan mulai dari tingkat RT, kepala desa, hingga bupati dan wali kota untuk turut serta menyukseskan program pemberantasan narkoba inisiasi BNN dan aparat kepolisian.

"Bakti kepada negeri pemerintah berkomitmen selain Sumsel sebagai daerah zero konflik, juga mewujudkan Sumsel zero narkoba. Kegiatan ini sekaligus mengingatkan kita akan bonus demografi dua hingga tiga dekade mendatang yang mesti dijaga," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023