Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut pihaknya akan memfokuskan upaya mitigasi bencana, khususnya pada gempa bumi hingga penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Indonesia.
Suharyanto mengatakan belajar dari penanganan gempa Cianjur serta ikut serta dalam penanganan gempa Turki, maka BNPB memandang bencana geologis menimbulkan dampak yang sangat signifikan mulai dari infrastruktur hingga korban jiwa.
"Dari sisi dampaknya bencana geologis signifikan, sehingga menjadi fokus perhatian ke depan dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaannya," ujar Suharyanto dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Presiden minta pemerintah daerah anggarkan dana bersama untuk bencana
Baca juga: BNPB: Riset kegempaan patahan Indonesia harus sering diaktifkan
Suharyanto mengatakan penguatan struktur bangunan fasilitas sosial, fasilitas pendidikan, fasilitas publik, dan fasilitas kesehatan, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo dalam Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2022 lalu harus tetap menjadi fokus perhatian.
"Selain itu kami juga mendorong pemetaan sesar-sesar aktif darat yang belum teridentifikasi khususnya di kawasan padat penduduk berdasarkan sejarah kejadian gempa bumi di masa lalu," kata dia.
Dampak dari beberapa kali kejadian gempa bumi di Indonesia mengakibatkan jumlah korban jiwa meninggal dan kerusakan rumah serta infrastruktur lebih besar dibandingkan dengan tahun 2021.
Namun ditinjau dari jenisnya, bencana hidrometrologi basah masih dominan. BNPB juga mengantisipasi potensi bencana hidrometrologi kering yang mengalami peningkatan di tahun 2023.
Suharyanto melaporkan bawah saat ini pandemi COVID-19 telah berhasil dikendalikan. BNPB juga berperan sebagai Satgas Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku tetap berfokus pada penumpasan sisa kasus sebanyak 5.700 ekor dari total kasus yang sempat mencapai 619.000 ekor ternak.
Pelaksanaan vaksinasi PMK akan diselesaikan di tahun 2023 ini, mengingat realisasinya baru mencapai 25 persen dari populasi.
Dalam hal kontribusi Indonesia di tingkat global, BNPB tidak hanya telah berhasil mendorong Agenda Bali untuk Resilensi dalam pelaksanaan GPDRR 2022, tetapi juga telah berkontribusi dalam meringankan beban negara sahabat yang tertimpa bencana.
"Tim kemanusiaan Indonesia ke Turki dan Suriah merupakan tim kemanusiaan yang terbesar dan terlengkap yang pernah dikirim ke negara lain. Bahkan mendapat penghargaan yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat Turki dan Suriah," ujar dia.
Agenda Rakornas PB diselenggarakan 2-3 Maret 2022 dan diikuti 4.000 peserta perwakilan pemerintah daerah, ilmuwan dan akademisi, serta relawan di seluruh Indonesia. Acara yang dibuka Presiden Joko Widodo tersebut diselenggarakan bersamaan dengan pameran teknologi kebencanaan, yang ke depan diharapkan bisa menginisiasi lahirnya alat perangkat dan teknologi penanggulangan bencana buatan dalam negeri, yang sesuai dengan karakteristik bencana di Indonesia.
Baca juga: Jokowi singgung bantuan bencana hanya lewat tapi tak dibagi ke korban
Baca juga: BNPB: Gempa Turki miliki sejarah perulangan
Baca juga: BNPB: Minggu akhir Februari bencana hidrometeorologi basah naik
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023