Jakarta (ANTARA) - Pebalap muda Indonesia David Djaja mengungkapkan alasannya untuk bersaing di ajang balap Sentul Series of Motorsport (ISSOM) atau Kejurnas Kelas Master ITCR 1500.
"Kelas ini jadi salah satu kelas yang bisa dibilang paling kompetitif di Indonesia. Karena di kelas ini biasanya menggunakan mobil-mobil baru, seperti Honda Jazz, Honda City Hatchback, dengan spesifikasi standar. Yang diubah itu hanya suspensi," kata David, dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Keputusan David untuk beralih ke kelas ITCR 1.500 ia lakukan tak lama setelah ia mengumpulkan pengalaman di musim balap 2021 dan melakukan diskusi dengan mentornya, Sunny TS.
Alasan lain yang menggugah David untuk terjun ke kelas tersebut adalah biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar, mengingat power yang digunakan oleh kendaraan cenderung sama.
"Mostly standar, lah, sesama mobil peserta. Semua power-power nya mirip, karena mesin standar, dan tergolong lebih saving cost daripada Estilo yang full modifikasi," katanya.
Kiprah David Djaja di ISSOM pun berbuah manis, di mana ia sukses keluar sebagai juara nasional tahun 2022. David pun meraih penghargaan IMI Awards 2021 dan 2022 untuk Juara Nasional Balap Mobil Kategori - Sesi 2 : Balap Mobil - ITCR 1500CC - Non Seeded.
Baca juga: IMI siap fasilitasi delapan kejuaraan balap internasional 2023
Pencapaian itu tak lepas dari David yang menaklukkan Kelas Non Seeded di musim balap 2022. Bahkan ketika balap bergulir, David berhasil mengungguli Seeded A dan B ketika balapan berlangsung.
Selain itu, pada musim balap lalu, David dengan Honda Jazz kuning andalannya harus bersaing dengan Honda City Hatchback yang memiliki tenaga lebih besar dibandingkan Jazz.
"Jika dibandingkan City Hatchback, Honda Jazz itu tenaganya sangat kurang. Jadi untuk mengejar ketertinggalan mau enggak mau harus belok maksimal meskipun power-nya kurang. Hal tersebut menguji dan membangun skill saya," kata David.
Ia juga mengatakan tak menutup kemungkinan untuk menggaet sponsor dan juga bergabung bersama tim balap pabrikan (factory driver) ataupun team non-pabrikan.
"Untuk musim balap tahun ini, saya melihat peluang dahulu. Karena kalau pakai Jazz, kan sudah enggak mungkin. Lagi coba cari sponsor, untuk balap Estilo," tambah David.
"Walaupun tidak Kejurnas, kalau bisa skill yang sudah ada tetap kita keep. Harapan saya ya tentu bisa menjadi pebalap factory driver atau pembalap tim non-pabrikan dan tak menutup kemungkinan untuk menggaet sponsor dan bergabung dengan tim kami," imbuhnya.
Baca juga: Avila Bahar dapat pelajaran berharga di Kejurnas Master ITCR 1500
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023