Washington (ANTARA) - Para pejabat Federal Reserve pada Rabu (1/3/2023) terpecah atas apakah data inflasi tinggi baru-baru ini dan pasar pekerjaan yang terus-menerus panas akan membutuhkan suku bunga yang lebih ketat, atau hanya kesabaran dalam mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk jangka waktu yang lebih lama.

Dalam sambutannya pada acara bisnis di Sioux Falls, South Dakota, Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan cenderung "mendorong jalur kebijakannya" setelah laporan pemerintah baru-baru ini menunjukkan indeks inflasi pilihan Fed mengalami percepatan pada Januari ke tingkat tahunan 5,4 persen, lebih dari dua kali lipat target Fed 2,0 persen dan sedikit lebih cepat dari bulan sebelumnya.

Kashkari, seorang pemilih pada kebijakan suku bunga Fed tahun ini, mengatakan belum membuat keputusan akhir tentang proyeksi baru untuk target suku bunga dana federal. Tapi "pada titik ini...saya condong ke arah terus menaikkan lebih lanjut," di atas level 5,4 persen yang sebelumnya dianggap cukup untuk menurunkan inflasi.

Para pejabat Fed akan mengajukan proyeksi baru pada pertemuan dalam tiga minggu, dan para analis serta investor memperkirakan suku bunga rata-rata yang dilihat oleh pejabat untuk akhir 2023 akan bergerak mungkin seperempat poin lebih tinggi dari 5,1 persen yang diantisipasi pada Desember.

Pedagang berjangka yang terikat dengan suku bunga kebijakan Fed pada Rabu (1/3/2023) melihat peluang yang sama bahwa suku bunga akan mencapai kisaran 5,5-5,75 persen pada September, dibandingkan kisaran 5,25-5,5 persen yang diperkirakan sejak laporan Departemen Tenaga Kerja pada awal Februari menunjukkan pengusaha-pengusaha AS meningkatkan pegawai lebih banyak dari yang diperkirakan pada Januari.

Suku bunga dana federal saat ini ditetapkan dalam kisaran dari 4,5-4,75 persen setelah serangkaian kenaikan suku bunga yang cepat tahun lalu mengangkatnya dari tingkat mendekati nol. Para pejabat berharap untuk mencapai seperempat poin persentase lagi pada pertemuan mereka berikutnya.

Namun demikian, lonjakan inflasi Januari belum mendorong sebuah seruan universal untuk merespons. Dari mereka yang telah berbicara secara terbuka sejak data inflasi baru dirilis pada Jumat (24/2/2023), Kashkari adalah yang pertama menyatakan suku bunga yang lebih tinggi mungkin diperlukan.

Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic mengatakan dalam sebuah esai yang dirilis pada Rabu (1/3/2023) bahwa dia masih merasa suku bunga dana federal yang ditetapkan dalam kisaran dari 5,0-5,25 persen akan memadai, sebuah pandangan yang dia pertahankan meskipun pembacaan inflasi tinggi minggu lalu dan laporan pekerjaan Januari yang tak terduga kuat.

Namun ia mengatakan suku bunga kebijakan perlu dipertahankan pada level itu "sampai tahun 2024," dengan Fed berkomitmen untuk tidak "berbalik arah" sampai inflasi jelas mereda.

Tujuannya, kata Bostic, untuk mencapai "keseimbangan halus" yang menaikkan target suku bunga dana federal ke tingkat yang dapat diserap ekonomi tanpa penurunan dramatis, tetapi itu juga akan memperlambat permintaan dan mengekang inflasi dari waktu ke waktu.

"Ini akan memungkinkan kebijakan yang lebih ketat untuk menyaring ekonomi dan pada akhirnya membawa penawaran agregat dan permintaan agregat ke keseimbangan yang lebih baik," kata Bostic, yang tahun ini tidak memiliki hak suara pada kebijakan suku bunga Fed.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023