Jakarta (ANTARA News) - Tim dokter kepresidenan dan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menyatakan bahwa pada Senin pagi (22/5) sekitar jam 10.00 WIB, mantan Presiden Soeharto mulai menjalani fisioterapi. "Hari ini mulai dilakukan fisioterapi secara pasif," kata Direktur RSPP, Adji Suprajitno, di Jakarta, Senin. Koordinator dokter spesialis tim dokter kepresidenan, Djoko Raharjo, menjelaskan fisioterapi dilakukan untuk melemaskan anggota badan dan memperlancar peredaran darah perifer. Menurut Djoko, fisioterapi merupakan program yang lazim dilakukan untuk mempercepat pemulihan kondisi pasien. Ia menjelaskan pula bahwa secara umum kondisi mantan Presiden Soeharto lebih baik dibandingkan hari sebelumnya. "Kondisi mengantuk hampir hilang. Dibanding beberapa hari lalu, lebih `alert` (siaga)," katanya. Sementara, fungsi saluran pencernaan dan ginjal, katanya, sudah membaik meski masih ditemukan sedikit pendarahan pada ginjal. Sedang kadar hemoglobin (Hb) menurun dari 9,6 gram persen pada Minggu (21/5) menjadi 8,9 gram persen pada hari ini (22/5). Hb normal tercatat 13,8-17,22 gram persen. "Karena itu, hari ini rencananya akan diberi transfusi darah," katanya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa meski keadaannya telah membaik, mantan Presiden Soeharto belum melewati masa kritis hingga saat ini. Sekjen Dephankam, Syafri Samsuddin yang pagi ini sekitar pukul 08.00 WIB menjenguk Soeharto juga menyatakan hal senada. "Ada perkembangan yang bagus, tapi masih perlu perawatan khusus," katanya. Syafri mengaku bertemu dengan Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) ketika menjenguk Soeharto di kamar 536, lantai 5 gedung A RSPP. Ia mengemukakan, menurut Mbak Tutut, saat ini Soeharto sudah bisa berkomunikasi, meski secara tidak langsung. (*)
Copyright © ANTARA 2006