Jakarta (ANTARA) - Para penggemar animasi “BoBoiBoy” di Indonesia tentu bersemangat dengan kehadiran prekuel dari waralaba tersebut. Setelah diluncurkan di negara asalnya pada Desember 2022, prekuel “Mechamato Movie” akhirnya tayang di bioskop Indonesia, mulai 1 Maret 2023.

Sebelumnya, “Mechamato” sendiri sudah dibuat dalam bentuk serial yang sudah berjalan sebanyak dua musim dan ditayangkan pertama kali pada 2021. Di Indonesia, “Mechamato The Animated Series” tersedia di layanan streaming Netflix dengan satu musim yang terdiri dari 13 episode.

Sama seperti serialnya, “Mechamato Movie” mengikuti kisah petualangan ayah dari BoBoiBoy, yaitu Amato, bersama robot power sphera merahnya yang bernama MechaBot. Nama Mechamato sendiri merupakan nama gabungan antara MechaBot dan Amato.

Dibanding dengan versi serialnya, film “Mechamato” menarik peristiwa pada saat awal mula Amato bertemu dengan MechaBot hingga pada akhirnya mereka membentuk ikatan satu-kesatuan. Amato pertama kali bertemu dengan MechaBot saat dirinya menemukan pesawat ruang angkasa yang jatuh ke bumi.

Tanpa diduga, Amato dan MechaBot dikejar-kejar robot besar yang tidak terima karena telah diserang walau tanpa disengaja. Mulanya hubungan antara Amato dan MechaBot tidak berjalan mulus, keduanya sama-sama menyimpan gengsi yang cukup tinggi. Namun dari situlah ikatan pertemanan mulai terjalin dan Amato pun berhasil menjadi “tuan” atau "master" dari MechaBot.

Amato dan MechaBot dalam film “Mechamato Movie”. (ANTARA/HO-Animonsta Studios via IMDb)

Seiring berjalannya waktu, Amato dan MechaBot menjadi kawan satu sama lain. MechaBot memiliki keistimewaan dan kemampuan untuk mengubah barang apapun, walaupun hanya sapu atau sepeda, menjadi robot senjata ataupun perangkat berteknologi tinggi. Ini pula yang membuat Amato kagum terhadap keberadaan MechaBot.

Walau MechaBot punya keunggulan, bukan berarti Amato bisa menggantungkan seluruh hidupnya terhadap robot tersebut. Justru posisi Amato sebagai "tuan" yang mengendalikan MechaBot telah mendorongnya untuk berpikir kreatif dengan kecerdikan yang spontan, sehingga dalam situasi genting mereka bisa mengalahkan lawan setangguh apapun itu, dengan memanfaatkan benda-benda di sekitar yang tampaknya sederhana.

Di sisi lain, Amato tidak menyadari bahwa ancaman sudah sejak awal mengincar MechaBot. Robot itu tengah diburu oleh alien cybermatic bernama Jenderal Grakakus, yang ingin mengoleksi robot power sphera untuk tujuan menambah atau meningkatkan kekuatan dan kekuasaannya dalam dunia robot.

Jenderal Grakakus bukanlah lawan yang sebanding dengan MechaBot, terlepas dari robot ini memiliki keistimewaan, apalagi bukan lawan yang seimbang dengan Amato. Selama pertarungan melawan Jenderal Grakakus, barulah diketahui bahwa robot merah ini menyimpan trauma karena "tuan" MechaBot yang sebelumnya telah tumpas dikalahkan robot penguasa itu.

Pada saat yang bersamaan, di tengah upaya mengalahkan Jenderal Grakakus, Amato pun mulai mengetahui fakta-fakta di balik sosok guru silatnya, yaitu Tok Sah beserta Pak Aman, yang merupakan ayah dari sahabatnya, Pian, serta Walikota Andy. Ketiga karakter dewasa inilah yang nantinya juga memegang peranan kunci dalam membantu Amato dan MechaBot untuk mengalahkan Jenderal Grakakus.

Di tengah kegentingan-kegentingan konflik itu, “Mechamato Movie” tetap menawarkan sentuhan komedi yang renyah dan membuat siapapun penontonnya ikut tertawa geli, mulai dari dialog antar-karakternya hingga tingkah laku Amato, MechaBot, serta karakter-karakter lainnya. Komedi ini memang pas untuk disematkan, apalagi “Mechamato Movie” memang menargetkan audiens anak-anak.

Jenderal Grakakus dalam film “Mechamato Movie”. (ANTARA/HO-Animonsta Studios via IMDb)

Film “Mechamato” disajikan dengan cerita ringan, yang walaupun alurnya mudah untuk ditebak, tayangan ini tetap menghibur dan menyenangkan, seperti layaknya film-film animasi untuk segmen keluarga dan anak lainnya. Ditambah karakter-karakter yang muncul cukup beragam dan masing-masingnya memiliki keunikan dan lebih hidup.

Meski film “Mechamato” merupakan bagian dari “keluarga besar” waralaba “BoBoiBoy”, penonton yang belum pernah mengikuti serial dan film pendahulunya masih tetap bisa menikmati cerita tanpa harus dibuat bingung terhadap latar belakang karakter dan alurnya. Namun, adanya post credit scene yang disempilkan di bagian akhir “Mechamato” tentu akan memuaskan hati para penggemar.

Seperti kebanyakan film animasi lainnya, “Mechamato” tetap menyelipkan nilai-nilai dan pesan-pesan yang dapat dipetik bagi anak-anak, terutama mengajarkan anak tentang pentingnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan apa yang telah dimiliki serta kepedulian untuk membantu dan menolong sesama manusia.

Amato dan Pian dalam film “Mechamato Movie”. (ANTARA/HO-Animonsta Studios via IMDb)

Keunggulan efek animasi tiga dimensi tak perlu diragukan lagi. Sama seperti pendahulunya, termasuk serial dan film “BoBoiBoy”, “Mechamato Movie” menawarkan tampilan animasi yang lembut yang memanjakan mata. Yang tak kalah penting, keunggulan ini semakin menjanjikan dengan paduan adegan-adegan aksi penuh energi yang tentu akan digemari penonton anak-anak.

Bisa dikatakan, film “Mechamato” juga tak kalah hebat jika dibandingkan dengan animasi buatan studio dari negara-negara Amerika atau Eropa. Film asal Malaysia ini diproduksi oleh Animonsta Studios dan didistribusikan oleh Astro Shaw.

Di bioskop Indonesia, “Mechamato Movie” tersedia dalam bahasa pengantar aslinya yaitu Malaysia. Meski begitu, subtitle bahasa Indonesia tetap ditampilkan. Film ini layak masuk dalam daftar tontonan wishlist untuk keluarga dan anak-anak, apalagi dapat mengisi kegembiraan di saat-saat hari libur atau akhir pekan. “Mechamato Movie” saat ini sudah dapat ditonton di jaringan bioskop CGV Indonesia mulai 1 Maret 2023.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023