HILL juga menargetkan jasa pertambangan batu bara dan nikel bisa seimbang masing-masing berkontribusi sebesar 50 persen terhadap pendapatan perseroan.

Jakarta (ANTARA) - PT Hillcon Tbk (kode saham: HILL) menargetkan 45 persen pendapatan perseroan berasal dari jasa pertambangan nikel pada 2023, sisanya sebesar 55 persen pendapatan dikontribusikan dari jasa pertambangan batu bara.

Direktur HILL Jaya Angdika dalam konferensi pers di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, menyatakan optimis pendapatan perseroan bisa mencapai Rp6 triliun pada 2023, dengan laba bersih mencapai Rp700 miliar hingga Rp800 miliar.

Selain itu, pihaknya optimistis volume produksi pertambangan nikel bisa mencapai 15 juta metrik ton nikel pada 2023, dari sebanyak 9 juta pada 2022.

Baca juga: Hillcon resmi IPO, dana untuk kembangkan industri nikel di Tanah Air

HILL juga menargetkan jasa pertambangan batu bara dan nikel bisa seimbang masing-masing berkontribusi sebesar 50 persen terhadap pendapatan perseroan.

Hillcon resmi mencatatkan saham perdana (IPO) dengan meraih dana senilai Rp552,8 miliar yang hampir setengahnya akan digunakan untuk mengembangkan industri nikel di Tanah Air.

HILL menerbitkan sebanyak 442,3 juta saham baru atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp1.250 per saham.

Baca juga: Hillcon patok harga Rp1.250, pastikan melantai di bursa 1 Maret

Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia diprediksi akan memproduksi sekitar 1,2 juta ton nikel pada 2022 atau setara dengan 37,5 persen dari total produksi global. Indonesia juga merupakan produsen stainless steel terbesar kedua di dunia setelah China.

Dalam hal cadangan nikel, Indonesia memiliki pangsa sebesar 22 persen atau setara dengan 21 juta ton nikel metal, dan diprediksi tetap menjadi penyumbang terbesar pasokan bijih nikel dan nikel jadi di dunia, dengan perkiraan pangsa pasar mencapai 38 persen pada 2024.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023