Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Sekretaris Negara, Moerdiono (71), menyatakan bahwa Presiden RI periode 1966-1998, HM Soeharto (Pak Harto), yang terbaring di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta dapat berbicara kepada orang sekitarnya, meskipun sangat berbata-bata.
"Saya sempat berbicara dengan beliau saat dokter memeriksa tadi. Pak Harto sudah bisa berkomunikasi, meskipun bicaranya sangat terbata-bata," kata Moerdiono kepada wartawan di RSPP, Jakarta, Minggu (21/5) malam.
Ia menyebutkan, Soeharto (84) hingga kini masih dirawat di kamar yang steril dengan perawatan intensif.
"Di kamar Pak Harto tidak boleh ada banyak orang, paling hanya salah satu putrinya yang menemani secara bergantian, dan petugas medis rumah sakit," ujar lelaki kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 19 Agustus 1934 tersebut.
Ia menjelaskan, demi keperluan medis, pihak dokter sebenarnya telah melarang tamu menemui Pak Harto, mereka hanya diperbolehkan untuk melihat dari luar ruangan saja.
Moerdiono menyebutkan, komunikasi dengan Pak Harto belum pulih, seperti sedia kala. Menurut dia, ucapan yang dikeluarkan Pak Harto kadang tidak sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang sekitar.
"Waktu saya tanya bagian mana yang dirasa sakit, Pak Harto menjawab bahwa dirinya merasa sangat lemas," katanya mencontohkan.
Moerdiono selama ini dikenal sebagai salah seorang yang dekat dengan Soeharto lantaran meniti karir di Sekretariat Negara bersamaan dimulainya Orde Baru pada 1966.
Kemudian, ia menjadi Asisten Menteri Sekretaris Negara Urusan Khusus (tahun 1972). Pada tahun 1981, ia dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.
Dalam susunan Kabinet Pembangunan IV, ia menjabat Menteri Muda Sekretaris Kabinet (tahun 1983-1988). Lalu menjadi Menteri Negara Sekretaris Negara, dua periode berturut-turut dalam Kabinet Pembangunan V dan VI (periode tahun 1988-1993 dan 1993-1998). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006