Indonesia harus bisa menjadi juara di perikanan budidaya, karena potensinya sangat besar. Ada lima komoditi unggulan yang menjadi fokus kami...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan komoditas perikanan budidaya dalam negeri mampu merajai pasar ekspor dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun mendatang.

"Indonesia harus bisa menjadi juara di perikanan budidaya, karena potensinya sangat besar. Ada lima komoditi unggulan yang menjadi fokus kami yaitu udang, lobster, kepiting, rumput laut, dan tilapia. Kalau lima-limanya ini dalam waktu 5 sampai 10 tahun kita kuat, maka kita akan menjadi champion," tegas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Untuk mencapai target tersebut, lanjut Trenggono, KKP mengusung strategi kebijakan ekonomi biru berupa pengembangan budidaya laut, pesisir dan darat yang ramah lingkungan.

Baca juga: KKP dorong pengembangan udang windu melalui pentokolan

Dari sektor perikanan budidaya yang menjadi masa depan Indonesia, Trenggono mengatakan bakal menyusun strategi agar menjadi pemenang di pasar global.

"Kita sudah bisa memproduksi indukan udang, kita punya teknologi kultur jaringan, bagaimana ini semua bisa menopang kebutuhan pembudidaya di dalam negeri sehingga produktivitasnya meningkat," paparnya.

Khusus komoditas udang yang selama ini menjadi andalan ekspor produk perikanan Indonesia, KKP menerapkan strategi modelling dan revitalisasi tambak tradisional. Tambak udang modelling seluas 69 hektare sedang dibangun di Kebumen, Jawa Tengah dan siap dibangun di tempat-tempat lain.
Baca juga: KKP buat aplikasi e-PIT hindari kecurangan data hasil tangkapan

Melalui tambak udang modelling, Trenggono berharap pembangunan tambak di Indonesia mengikuti standar yang sudah ada, sehingga produktivitas bagus dan ramah lingkungan.

Kemudian untuk komoditas lainnya, KKP memiliki program Kampung Perikanan Budidaya yang sudah dijalankan di 130 titik, dan ke depan skala kampung perikanan budidaya akan ditingkatkan, sehingga tidak hanya proses produksi di hulu yang tumbuh tetapi juga usaha turunan di hilir.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023