Kuta, (ANTARA News) - Bill&Melinda Gates Foundation, salah satu yayasan amal swasta terbesar di dunia menilai produsen vaksin Indonesia, PT Bio Farma (Persero) memiliki kapabilitas, baik kemampuan, keahlian, maupun sumber daya manusianya untuk saling bersinergi dalam melakukan riset vaksin.
"Yayasan Bill Gates memiliki dana yang besar dan kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan dan pencegahan penyakit menular. Bio Farma juga memiliki program sama yang memungkinkan kami bersinergi dan bekerja sama,"kata Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero), Rahman Rustan, di Kuta, Bali, Jumat.
Dia mengemukakan bahwa sebuah riset dalam upaya pencegahan penyakit menular tidak bisa dilakukan sendiri karena memerlukan dana yang banyak dan SDM yang mumpuni.
Untuk saat ini kedua pihak di sela-sela konferensi Jaringan Produsen Vaksin Negara-Negara Berkembang (DCVMN) di Kuta sedang membicarakan beberapa produk vaksin masa depan yang diperlukan dunia.
"Bio Farma sudah ada program yang sama, seperti vaksin meningitis, `pneumococcus` atau vaksin untuk radang paru-paru, beberapa kebutuhan vaksin ke depan dibicarakan dengan mereka (Bill&Melinda Foundation)," katanya.
Meskipun demikian ia menyatakan bahwa hal itu masih dalam tahap pembahasan namun telah menemukan kata sepaham sesuai dengan program bersama, yakni kepedulian terhadap kesehatan.
Sementara itu, terkait adanya kucuran dana dari yayasan amal yang berpusat di Amerika Serikat itu dalam kerja sama riset nantinya, menurut Rahman, tidak mutlak langsung dikucurkan kepada lembaga industri produsen vaksin.
Menurut dia, pendanaan untuk kepentingan riset vaksin harus dilakukan dengan memeriksa beberapa kriteria yang ketat bagi semua lembaga produsen vaksin.
Penilaian yang ketat itu dilihat dari kesiapan produsen vaksin, termasuk Bio Farma dalam hal kapabilitas, sumber daya manusia, fasilitas pendukung,serta kerangka dan program kerjanya.
"Melalui konferensi Jaringan Produsen Vaksin Negara-Negara Berkembang-DCVMN ini kita bisa menyakinkan bahwa Indonesia siap menggandeng negara berkembang dan menyakinkan lembaga internasional untuk bersinergi melakukan riset," tambah Rahman.
(ANT-330/M038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012