Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis gizi klinik dr Juwalita Surapsari M.Gizi, Sp.GK mengingatkan, sarapan tidak boleh hanya asal kenyang, namun juga harus memperhatikan nutrisi mulai dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, serta sayur dan buah sesuai prinsip Isi Piringku.
"Konsepnya adalah gizi seimbang atau balanced diet," kata lulusan Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia itu dalam sebuah acara temu media di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kebiasaan lewatkan sarapan dapat pengaruhi psikologis anak
Juwalita menjelaskan, gizi seimbang untuk anak-anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak membutuhkan lebih banyak karbohidrat, berbeda dengan orang dewasa yang lebih banyak membutuhkan protein.
"Kalau anak-anak itu memang komposisi karbohidratnya lebih banyak karena mereka butuh energi lebih banyak untuk aktivitas harian mereka yang sangat banyak," ujarnya.
Menurut Juwalita, menu sarapan tidak harus selalu berisi nasi sebagai sumber karbohidrat dan ayam sebagai sumber protein hewani. Namun, orang tua juga dapat melakukan berbagai kreasi menu sarapan bergizi.
"Karbohidratnya bisa kita variasikan, tidak hanya nasi tapi bisa juga roti, karena ini juga mudah di pagi hari. Proteinnya bisa pakai telur, dan sayuran juga bisa kita masukkan dan kita bikin omelette. Lalu, dibikin seperti sandwich," katanya.
Baca juga: Sarapan sangat penting untuk tumbuh kembang anak
Juwalita mengatakan bahwa dalam mempersiapkan menu sarapan, perlu juga untuk memperhatikan kandungan garamnya. Ingat bahwa batasan garam atau natrium per hari untuk anak usia empat sampai delapan tahun adalah 1.200 miligram atau 3 gram garam, setara dengan setengah sendok teh.
Sedangkan pada orang dewasa, batasan per harinya adalah 2.000 miligram natrium atau 5 gram garam, setara dengan satu sendok teh.
Juwalita juga mengingatkan bahwa menu sarapan sebaiknya bervariasi agar semua nutrisi bisa terpenuhi terutama vitamin dan mineral. Terutama anak-anak, saat mengonsumsi bahan makanan olahan, ia menganjurkan agar tidak hanya terpapar dengan satu jenis rasa.,
"At some point, kadang-kadang anak menjadi sulit beradaptasi dengan makanan di sekelilingnya. Kalau dia terbiasa makan gurih terus, lalu dia harus ke luar rumah dan makan di tempat lain, dia akan cari terus makanan yang biasa dia makan, dia akan kesulitan," katanya.
Adapun waktu sarapan terbaik, menurut Juwalita adalah maksimal dua jam setelah bangun tidur. Sebab jika ditunda atau bahkan melewatkan sarapan, maka dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tubuh.
Baca juga: Pakar gizi: Sarapan waktu makan paling penting bagi anak
Baca juga: Sudah bisa sarapan dengan keluarga, ini kondisi terkini Indra Bekti
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023