ada ratusan tanaman keras atau tanaman tahunan yang sudah mulai kami tanamBanyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus menggencarkan konservasi di kawasan Gunung Ijen dengan melakukan penanaman tanaman keras dan juga memperbanyak parit buntu penahan air atau rorak sebagai upaya penanganan banjir.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengemukakan ratusan tanaman keras mulai ditanam di lereng Gunung Ijen dan termasuk membuat parit buntu air juga mulai dikerjakan.
"Konservasi di wilayah hulu (kawasan Gunung Ijen) harus segera dilakukan. Ada ratusan tanaman keras atau tanaman tahunan yang sudah mulai kami tanam," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menyebutkan dari total 1.000 bibit tanaman keras yang disiapkan, lebih dari 500 bibit sudah tertanam.
Adapun jenis tanaman keras atau tanaman perkebunan yang bersifat tahunan itu meliputi tanaman durian, sirsak, petai, trembesi dan sukun.
"Saat ini sudah ada 545 bibit pohon yang kami tanam. Pengerjaan-nya dilakukan sinergi antara pemkab, Cabang Dinas Kehutanan wilayah Banyuwangi, perusahaan perkebunan Lidjen dan dari Desa Tamansari," ujar Ilham.
Baca juga: 1,1 hektare lahan di Gunung Ijen dipulihkan ratusan cemara gunung
Baca juga: Menteri Susi apresiasi konservasi laut Pantai Bangsring Banyuwangi
Sedangkan untuk pembuatan parit buntu penahan air, kata dia, dari 500 yang akan dibuat saat ini sudah siap sebanyak 100 rorak, dan sisanya baik penanaman tanaman keras maupun rorak ditargetkan rampung pada akhir Maret mendatang.
Pembuatan rorak dan penanaman tanaman keras tersebut sebagai salah satu upaya menyiapkan daerah tangkapan air (catchment area) di kawasan lereng Gunung Ijen di ketinggian 500-900 meter di atas permukaan air laut (mdpl).
Ilham menjelaskan di sekitar perkebunan itu ada dua daerah aliran sungai (DAS) yang semuanya bermuara di kawasan Kota Banyuwangi, yakni DAS Kalibendo dan DAS Kalilo.
Dia menambahkan, jenis bibit yang yang ditanam merupakan bibit yang sudah besar dengan ketinggian sekitar 1 meter hingga 1,5 meter.
"Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, tanaman tersebut sudah mampu mengendalikan erosi dan curahan debit air saat intensitas hujan tinggi di wilayah hulu," ujar Ilham.
Baca juga: Masih Ada Mahoni Gede di Banyuwangi
Baca juga: Perhutani bersama legislator tanam bibit sengon di Banyuwangi
Baca juga: TN Meru Betiri Jatim jalankan pola kemitraan konservasi
Sedangkan untuk pembuatan parit buntu penahan air, kata dia, dari 500 yang akan dibuat saat ini sudah siap sebanyak 100 rorak, dan sisanya baik penanaman tanaman keras maupun rorak ditargetkan rampung pada akhir Maret mendatang.
Pembuatan rorak dan penanaman tanaman keras tersebut sebagai salah satu upaya menyiapkan daerah tangkapan air (catchment area) di kawasan lereng Gunung Ijen di ketinggian 500-900 meter di atas permukaan air laut (mdpl).
Ilham menjelaskan di sekitar perkebunan itu ada dua daerah aliran sungai (DAS) yang semuanya bermuara di kawasan Kota Banyuwangi, yakni DAS Kalibendo dan DAS Kalilo.
Dia menambahkan, jenis bibit yang yang ditanam merupakan bibit yang sudah besar dengan ketinggian sekitar 1 meter hingga 1,5 meter.
"Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, tanaman tersebut sudah mampu mengendalikan erosi dan curahan debit air saat intensitas hujan tinggi di wilayah hulu," ujar Ilham.
Baca juga: Masih Ada Mahoni Gede di Banyuwangi
Baca juga: Perhutani bersama legislator tanam bibit sengon di Banyuwangi
Baca juga: TN Meru Betiri Jatim jalankan pola kemitraan konservasi
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023