New York (ANTARA) - Wall Street sedikit menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor terlibat dalam beberapa perburuan saham murah setelah kerugian minggu lalu.
Indeks utama saham AS itu pada pekan lalu, mengalami penurunan dengan persentase terbesar di 2023 karena tertekan kekhawatiran kenaikan suku bunga bank sentral AS untuk menjinakkan inflasi tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average pada sesi penutupan Senin, terangkat 72,17 poin atau 0,22 persen, menjadi menetap di 32.889,09 poin.
Sementara indeks S&P 500 naik 12,2 poin atau 0,31 persen, menjadi berakhir di 3.982,24 poin. Indeks Komposit Nasdaq terkerek 72,04 poin atau 0,63 persen, menjadi ditutup di 11.466,98 poin.
Ketiga indeks saham utama naik lebih dari satu persen tak lama setelah bel pembukaan, sebagian karena pelonggaran imbal hasil obligasi pemerintah, dan ketiganya ditutup jauh dari tertinggi sesi mereka.
Saham-saham terus menyerah keuntungan sepanjang sesi karena imbal hasil obligasi pemerintah AS bergerak dari posisi terendah hari itu.
Pekan lalu, Dow turun dengan persentase mingguan terbesar sejak September, dan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing mengalami penurunan persentase mingguan terbesar sejak Desember karena data ekonomi dan komentar dari pejabat Federal Reserve AS meningkatkan ekspektasi bank sentral akan menjadi lebih agresif dalam menaikkan suku bunga.
"Di tengah minggu terburuk tahun ini, penurunan beruntun tiga minggu pertama untuk S&P sejak Desember, sedikit menghijau adalah perubahan yang disambut baik tetapi sekali lagi kenyataannya adalah para pelaku pasar mencoba untuk menghitung dengan tepat berapa lama The Fed akan meninggalkan suku bunga tinggi, dan kenaikan 50 basis poin benar-benar dibicarakan pada pertemuan berikutnya," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha, Nebraska.
"Ini menyebabkan banyak ketidakpastian, dan kami telah melihat bahwa ketika ada ketidakpastian, akan ada penjualan dan volatilitas."
Ekonom di bank-bank yang berbasis di Inggris, Barclays dan NatWest yakin Fed dapat meningkatkan laju kenaikan suku bunganya pada Maret dengan kenaikan setengah poin. Morgan Stanley mengatakan tidak lagi melihat pemotongan oleh Fed tahun ini dan memperkirakan kecepatan yang lebih lambat sebesar 25 basis poin ketika bank sentral mulai menurunkan suku bunga.
Dana Fed berjangka menunjukkan para pedagang memperkirakan kenaikan 25 basis poin tahun ini dan melihat suku bunga memuncak di 5,4 persen pada September.
Gubernur Fed Philip Jefferson mengatakan dia "tidak punya ilusi" bahwa inflasi akan dengan cepat jatuh kembali ke target dan berkomitmen untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat selama diperlukan.
Data menunjukkan pesanan baru untuk barang modal utama buatan AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Januari sementara pengiriman barang inti meningkat, menunjukkan bahwa pengeluaran bisnis untuk peralatan meningkat.
Pelonggaran imbal hasil membantu pertumbuhan saham rebound 0,63 persen, sementara Tesla melonjak 5,46 persen setelah produsen mobil listrik itu mengatakan pabriknya di Brandenburg dekat Berlin memproduksi 4.000 mobil seminggu, tiga minggu lebih cepat dari jadwal menurut rencana produksi baru-baru ini yang ditinjau oleh Reuters .
Seagen Inc melonjak 10,40 persen setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Pfizer sedang dalam pembicaraan awal untuk mengakuisisi perusahaan biotek tersebut. Saham Pfizer merosot 2,32 persen.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 9,89 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,72 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Wall St berakhir menguat, S&P 500 hentikan penurunan 4-sesi beruntun
Baca juga: Wall St berakhir turun tajam, catat kerugian mingguan terbesar 2023
Baca juga: Wall St ditutup beragam, risalah Fed gagal hentikan penurunan S&P 500
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023