Riset telah membuktikan bahwa pelatihan terhadap literasi tanpa digabung pemberian buku-buku tidak akan optimal
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan dalam meningkatkan literasi terdapat dua aspek yang sama-sama penting dan harus dilakukan secara bersama yaitu pelatihan dan ketersediaan buku bacaan.
“Riset telah membuktikan bahwa pelatihan terhadap literasi tanpa digabung pemberian buku-buku tidak akan optimal,” kata Nadiem A Makarim dalam Peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-23 di Jakarta, Senin.
Nadiem menjelaskan untuk meningkatkan kompetensi literasi maka diperlukan kualitas pembelajaran yang baik serta difasilitasi dengan ketersediaan dan pemanfaatan buku bacaan secara tepat.
Berdasarkan riset dari INOVASI Literacy Thematic Study pada 2020 dengan responden sebanyak 4.784 siswa kelas 1-3 Sekolah Dasar (SD) menunjukkan bahwa pelatihan yang disertai buku bacaan mampu menaikkan nilai literasi sebanyak delapan persen pada kemampuan membaca dan sembilan persen pada kemampuan mendengar.
Oleh sebab itu Kemendikbudristek berupaya meningkatkan literasi dengan mendistribusikan buku terutama untuk PAUD dan SD melalui kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-23 bertajuk Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.
Kemendikbudristek memilah buku yang tepat dan menarik untuk dibaca siswa PAUD dan SD agar mereka terbiasa membaca sejak usia dini.
Baca juga: Nadiem dorong penyediaan buku bermutu guna tingkatkan literasi
Pada 2022 Kemendikbudristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai pelatihan serta pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia.
Untuk pelatihan dan pendampingan bagi guru dilakukan dalam rangka membantu sekolah agar dapat lebih memanfaatkan buku-buku yang yang telah didistribusikan oleh Kemendikbudristek.
“Buku bacaan yang dikirimkan ke sekolah melalui program ini terdiri dari buku-buku yang berperan sebagai jendela, pintu geser, dan cermin bagi pembaca anak,” ujar Nadiem Makarim.
Pada peran sebagai jendela, ia menjelaskan buku membantu pembaca melihat pengalaman baru yang berbeda dari kehidupannya melalui kejadian yang dialami oleh tokoh cerita.
Sementara dalam perannya sebagai pintu geser, buku membawa pembaca untuk berimajinasi mengeksplorasi dunia baru melalui ilustrasi dan cerita fantasi. Sedangkan buku berperan sebagai cermin yaitu memberikan kesempatan untuk merefleksikan pengalaman hidupnya sendiri melalui cerita dalam buku.
“Melihat konteks yang sudah dikenal anak di dalam buku akan mendukung peningkatan daya pikir kritis anak dengan melakukan refleksi atas hal-hal yang ada di sekitarnya,” kata Nadiem Makarim.
Baca juga: Nadiem: Literasi rendah jadi masalah yang harus segera diatasi
Baca juga: Menko PMK ajak generasi muda tingkatkan budaya membaca
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023