Di sektor IKNB pada tahun ini, industri perasuransian diprediksi tumbuh 5-7 persen, dana pensiun 5-7 persen, serta usaha jasa pembiayaan 13-15 persenJakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis prospek Industri Keuangan Non Bank (IKNB) pada tahun 2023 akan tetap baik dengan memanfaatkan berbagai peluang pengembangan yang ada.
"Di sektor IKNB pada tahun ini, industri perasuransian diprediksi tumbuh 5-7 persen, dana pensiun 5-7 persen, serta usaha jasa pembiayaan 13-15 persen," ungkap Kepala Departemen Perizinan, Pemeriksaan Khusus, dan Pengendalian Kualitas IKNB OJK Asep Iskandar dalam acara SPARK Indonesia Banking and Finance Summit 2023 di Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan terdapat lima peluang pengembangan IKNB ke depannya, yakni pertama, melalui peningkatan inklusi keuangan. Saat ini terdapat potensi peningkatan literasi dan inklusi keuangan mengingat rendahnya literasi dan inklusi keuangan di sektor IKNB.
Selain itu, transformasi digital bisa membantu terbentuknya layanan IKNB berbasis teknologi yang cepat, mudah, fleksibel, dan berkualitas, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga turut membantu inklusi keuangan.
Peluang kedua yaitu melalui optimalisasi kerja sama dengan mendorong kerja sama antara IKNB dengan pihak lain seperti perusahaan teknologi finansial/technology financial (tekfin/fintech), e-commerce, asosiasi usaha, pemerintah daerah, serta lembaga internasional untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional.
Asep melanjutkan, peluang ketiga yakni implementasi keuangan berkelanjutan dimana IKNB dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan dengan menjalankan kegiatan usaha yang mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dengan lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola yang baik.
Kemudian peluang keempat adalah untuk jasa pembiayaan melalui tren penurunan kredit restrukturisasi COVID-19 serta peningkatan pertumbuhan pembiayaan seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi yang membaik dan potensi pembiayaan di sektor tertentu, misalnya pertambangan dan kendaraan berbasis listrik.
Peluang kelima yaitu di sektor usaha perasuransian dengan potensi optimalisasi penetrasi dan densitas perusahaan asuransi di Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan negara ASEAN, sehingga memungkinkan untuk tumbuh lebih optimal.
Dalam sektor ini, kata dia, peluang lain yang dapat dimanfaatkan yakni jenis risiko bisnis dan perorangan yang semakin bervariasi sehingga menjadi peluang dalam pengembangan produk asuransi baru.
"Artinya dari sisi produk asuransi bahkan di era pandemi kemarin, industri asuransi sudah sangat kreatif menciptakan berbagai produk," ucap dia.
Lebih lanjut, sambung Asep, terdapat pula potensi pasar asuransi syariah Indonesia yang sangat besar dan persiapan penerapan program penjaminan pemegang polis untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Baca juga: OJK waspadai potensi resesi global berdampak ke sektor IKNB
Baca juga: IFG: Asuransi global belajar dari resolusi bank perantara di Indonesia
Baca juga: OJK terima 315 ribu pengajuan penyelesaian sengketa di 2022
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023