"Kami mencatat sebanyak 13 rumah dan satu bangunan musola terdampak pergerakan tanah," kata Ketua Rukun Warga (RW) 03 Desa Cigoong Utara Cikulur Kabupaten Lebak, Abdul Rojak di Lebak, Senin.
Masyarakat di wilayahnya yang terdampak pergerakan tanah tersebut kondisi rumah mereka mengalami kerusakan hingga bangunan retak-retak dan nyaris roboh.
Masyarakat setempat saat ini merasa ketakutan bangunan rumahnya roboh, terlebih hampir setiap hari curah hujan tinggi di daerah itu.
Dari 13 rumah itu, bahkan Senin (27/2)dini hari dilaporkan satu rumah mengalami rusak berat dan di antaranya tiga rumah dikosongkan.
Saat ini, ujar dia, tiga kepala keluarga itu terpaksa tinggal bersama orang tua dan kerabatnya yang selamat dari pergerakan tanah.
"Kami mendambakan warganya yang terdampak pergerakan tanah bisa direlokasi ke tempat yang lebih aman," katanya menjelaskan.
Anwar, seorang warga Cigoong Utara Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya kini mendambakan relokasi karena kondisi bangunan rumahnya retak-retak dan bagian atapnya juga mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah.
"Kami minta bisa direlokasi ke tempat lain yang aman dari ancaman bencana alam itu," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Agust Riza Faesal mengatakan pihaknya sudah menyalurkan bantuan logistik untuk masyarakat yang terdampak pergerakan tanah berupa bahan pokok dan kebutuhan lainnya.
Saat ini, kata dia, pemerintah daerah tengah mengajukan anggaran untuk relokasi warga yang terdampak pergerakan tanah itu kepada Bupati Iti Octavia Jayabaya.
"Kami berharap pemerintah setempat dapat membantu relokasi bagi masyarakat yang terkena pergerakan tanah,"katanya menjelaskan.
Baca juga: BPBD: Cuaca ekstrem sebabkan belasan kejadian pergerakan tanah di Bantul
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023