Manajer yang berani
Faktanya hanya dalam enam bulan pertamanya bersama United, dia sudah menjadi pelatih dan manajer yang mengubah atmosfer klub menjadi jauh lebih baik.
BBC menyebut ten Hag manajer transformatif yang memiliki wibawa dan ketajaman meracik taktik.
Memang masih terlalu dini untuk menilai apakah Mancheter United tengah berubah menjadi tim seperti tim yang ditangani Sir Alex Ferguson yang sudah menjadi benchmark untuk pelatih mana pun yang menangani Setan Merah kemudian.
Namun, bagi tim yang selama musim ini bisa mengalahkan semua tim hebat di Inggris termasuk Manchester City dan Arsenal, bahkan klub sefantastis Barcelona, apa yang dicapai United menegaskan adanya perubahan suasana hati dalam klub yang sudah 10 tahun tak pernah lagi menjuarai Liga Premier Inggris itu.
Yang menjadi episentrum dari perubahan baik guncangan gempa seperti terjadi saat ini di Old Trafford adalah tentu saja Erik ten Hag.
Sikap dan tindakannya dalam menanggapi kekalahan timnya dan buruknya permainan pemain-pemainnya adalah satu faktor yang membedakan dia dari manajer-manajer United sebelumnya, kecuali Sir Alex.
Ada unsur kesegeraan dan dampratan menuju keadaan lebih baik di balik sikap dan laku dia sebelum ini.
Lihat saja bagaimana dia marah besar sampai kemudian membatalkan janji libur dari berlatih setelah dibekuk Brighton & Hove Albion dengan 1-2 dan bahkan diganyang Brentford 0-4 dalam enam hari, yang membuat MU menjadi bahan tertawaan.
Ten Hag menilai pemain-pemainnya pemalas tak mau berlari, dan untuk itu dia menggembleng untuk berlari setara dengan jarak mereka kalah ngotot dalam berlari mengejar bola saat melawan Brentford.
Pelatih berusia 53 tahun itu bahkan ikut berlari bersama pemain-pemainnya seolah ingin memberi pesan bahwa kekalahan di kandang Brentford adalah tak termaafkan.
Dia paksa seluruh pemain untuk saling menilai dalam rangka koreksi besar dalam tim. Ternyata, formula ini efektif. Sepuluh hari setelah ditelan bulat-bulat 0-4 oleh Brentford pada 13 Agustus, United menggulung Liverpool 2-1 di Old Trafford.
Setelah itu mereka perlahan bangkit, bahkan membabat tim yang saat ini memuncaki klasemen liga, Arsenal, dengan 3-1 pada awal September tahun lalu.
Ten Hag bahkan berani memarginalkan pemain-pemain kesayangan klub dan penggemar, termasuk Cristiano Ronaldo dan Harry Maguire. Dia menyisihkan pemain-pemain itu bukan karena iri oleh kebintangan mereka, melainkan karena kebintangan mereka telah membuat tim tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan tak bermain dalam semangat tim.
Baca juga: Patrice Evra: Erik Ten Hag adalah trofi untuk Man United
Baca juga: Erik ten Hag: Manchester United adalah proyek jangka panjang saya
Selanjutnya: Jadi fondasi
Copyright © ANTARA 2023