Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut strategi politik yang dilakukan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mendekati pemilih muda sudah tepat.

"Kalau melihat kualifikasi, karena hati-hati tahun 2024 nanti sekitar 58 persen pemilih adalah di bawah 40 tahun, di bawah 40 tahun pemilihnya ada 58 persen. Jadi kalau saya melihat tadi yang tampl di sini semuanya muda, muda, muda, muda, itu sudah betul," kata Presiden Jokowi di Semarang, Jawa Tengah, Minggu.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PAN di Semarang. Ketua Panitia Rakornas PAN Athari Gauthi menyebut acara dihadiri sebanyak 1.418 kader PAN, 66 kepala daerah, dan turut mengundang wali kota dan bupati di Jawa Tengah.

"Saya melihat tadi ada Verrel Bramasta tadi saya lihat di sini. Saya melihat ada siapa yang di Surabaya Jawa Timur, Tom Liwafa. Itu pegiat medsos dengan pengikut yang sangat banyak. Milih, milih seperti ini PAN sangat, sangat jeli, saya melihat," puji Presiden.

Presiden dalam sambutannya mengaku biasa "mengabsen" nama-nama calon presiden maupun calon wakil presiden, tapi hal itu tidak jadi dilakukan saat Rakornas PAN.

"Biasanya awal-awal sambutan seperti ini di semua partai saya absen capres, cawapres, tapi pagi hari ini saya tidak akan mengabsen capres, cawapres karena calonnya yang hadir sedikit. Nggak usah diabsen semua sudah tahu siapa," ungkap Presiden.

Hadir di kursi undangan rakornas tersebut, antara lain Ketua Umum PAN yang juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri BUMN Erick Thohir, dan pejabat terkait lainnya.

"Tadi malam, saya buka data, suara PAN di 2019. Tertinggi itu di Sumatera Barat. Jadi kalau ketua panitianya dari Sumatera Barat sudah bener karena memang tertinggi 15,1," tambah Presiden.

Namun Presiden menyayangkan PAN tidak memperoleh kursi di Jawa Tengah pada pemilu 2019.

"Yang saya kaget di Jawa Tengah. Di Jawa Tengah ini urutannya 29, jadi tadi Bapak Ketua Umum PAN menyampaikan bahwa dulunya di Jawa Tengah ini selalu dapat 8, 8, 8, 8, tapi di 2019 tidak mendapatkan sama sekali," ungkap Presiden.

Namun saat melihat Rakornas PAN dilangsungkan di Jawa Tengah, Presiden menilai bahwa PAN sudah memiliki strategi matang menghadapi Pemilu 2024.

"Jadi tadi malam saya bertanya-tanya, ini kenapa ya rakornas pemenangan PAN kok di Jawa Tengah? Jawabannya saya sudah punya sekarang, jawabannya sudah punya. Strateginya, ooh ini strategi, sudah. Mendekati Pak Ganjar, mendekati bupati, dan wali kota dihadirkan semuanya, sudah betul, selain basisnya tentu saja basisnya," tambah Presiden.

Baca juga: Jokowi: Perubahan besar Indonesia ada di surplus neraca perdagangan
Baca juga: Jokowi: Presiden berikutnya harus berani teruskan hilirisasi

Presiden Jokowi menegaskan dalam berpolitik wajib untuk bekerja sama.

"Jangan justru politik itu memecah-belah kita sehingga sekali lagi kerja sama itu penting, koalisi itu penting, jangan salah memilih koalisi," ungkap Presiden.

Tidak ketinggalan Presiden pun berpesan untuk memperkuat kerja sama kebangsaan.

"Sehingga persatuan kita tetap terjaga, kesatuan kita tetap terjaga, dan kita ini sudah kerja 8 tahun, kita semuanya. Sudah banyak perubahan-perubahan yang telah kita lakukan sehingga ke depan memang harus kita lanjutkan perubahan-perubahan yang telah kita lakukan," kata Presiden.

PAN saat ini menjalin koalisi dengan Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan nama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, KIB belum menentukan capres atau cawapres yang bakal resmi diusungnya pada tahun 2024.

Sudah ada sejumlah nama yang direkomendasikan sebagai capres maupun cawapres di internal PAN. Dua nama di antaranya hadir dalam Rakornas, yakni Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023