Yogyakarta (ANTARA News) - Awan panas dan guguran lava pijar Gunung Merapi (2.965 mdpl) yang terjadi sepanjang malam dari pukul 00.00 hingga pukul 06.00 WIB, Minggu, tidak bisa teramati dengan jelas akibat kabut tebal yang menyelimuti kawasan gunung itu. Heru petugas di Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ketika dihubungi ANTARA, Minggu, menyebutkan sejak dini hari sampai sekitar pukul 06.00 WIB terjadi beberapa kali awan panas dan guguran lava pijar, namun sulit teramati berapa jauh luncurannya, karena kabut tebal menghalangi pengamatan secara visual dari pos tersebut. Namun, menurut dia, dari suara yang ditimbulkannya awan panas maupun guguran lava pijar dari puncak Merapi, sebagian besar meluncur ke arah hulu Kali Krasak, Senowo, Boyong dan hulu Kali Gendol. "Terjadi beberapa kali awan panas dan guguran lava pijar yang jarak luncurnya belum bisa diketahui, tetapi arah luncurannya didominasi ke hulu Kali Krasak, Senowo, Boyong dan Kali Gendol," ujarnya. Kepastian jarak luncur awan panas dan lava pijar yang terjadi beberapa kali itu, baru bisa diketahui setelah data-data yang masuk dari laporan pos-pos pengamatan Merapi diolah BPPTK, kata dia. Sebelumnya, informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menyebutkan awan panas yang terjadi lima kali sejak Sabtu petang hingga menjelang pukul 00.00 WIB semuanya mengarah ke hulu Kali Krasak di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Jarak luncur lima kali awan panas tersebut rata-rata maksimum dua kilometer dari puncak gunung. Disebutkan pula sejak Sabtu petang hingga tengah malam menjelang pukul 00.00 WIB terjadi guguran lava pijar 57 kali. Dari 57 kali guguran lava pijar itu, 52 di antaranya melewati jalur biasanya atau jalur lama, dengan jarak luncur rata-rata pendek. Tetapi, dari Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang teramati ada satu guguran lava pijar yang meluncur sejauh sekitar 1.500 meter ke arah hulu Kali Gendol di wilayah Kabupaten Sleman, DIY. Diperoleh informasi pula sepanjang hari Sabtu (20/5) terjadi hujan dua kali di kawasan Gunung Merapi, dan kabut selalu menyelimuti kawasan setempat, sehingga pengamatan secara visual terhadap gunung itu tidak bisa optimal. (*)

Copyright © ANTARA 2006