Borobudur (ANTARA News) - Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi memberi pengaruh positif bagi peningkatan kunjungan wisatawan khususnya yang menonton matahari terbit dari puncak Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Wagiman Subiyarso di Borobudur, Sabtu mengatakan, pada hari biasa wisatawan "sunrice" rata-rata 20 orang per hari tetapi akhir-akhir ini meningkat menjadi sekitar 30 orang per hari terkait dengan peningkatan aktivitas vulkanik Merapi. Gunung Merapi bisa ditonton dari puncak Stupa Candi Borobudur yang berjarak sekitar 30 kilometer Barat puncak Merapi. "Pada hari biasa terkadang bisa mencapai 60 orang yang ingin menonton sunrice, tetapi rata-ratanya 20 wisatawan sunrice," katanya didampingi Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur Rini Hardiasiwi sebelum penyerahan kartu anggota pelaku jasa wisata Borobudur tahap ketiga. Ia menjelaskan, pada masa lalu peminat wisata sunrice terbatas wisatawan mancanegara. Tetapi, katanya, akhir-akhir ini wisatawan nusantara juga mulai tertarik menyaksikan matahari terbit dari Borobudur. Saat ini, katanya, wisatawan sunrice sekaligus bisa menyaksikan keindahan Gunung Merapi yang kini berstatus Awas Merapi secara aman dari puncak Borobudur. Bila langit cerah pagi hari maka terlihat jelas Gunung Merapi dengan kepulan asap solvatara. Bahkan akhir-akhir ini Merapi telah beberapa kali mengeluarkan awan panas seperti cendawan berukuran raksasa seiring meningkatnya guguran lava pijar dari kubah lava baru yang berada di puncak gunung berapi di perbatasan Jateng dengan DI Yogyakarta itu. "Memang wisata sunrice salah satu produk unggulan dan memberikan peluang untuk ditingkatkan di Borobudur ini, mereka (Wisatawan,Red) senang melihat matahari terbit dan sekarang ada Gunung Merapi yang meningkat kegiatan vulkaniknya, ini menarik untuk ditonton dari Borobudur," katanya. Wisatawan sunrice umumnya mulai berdatangan ke Candi Borobudur sekitar pukul 04.00 WIB melakukan cek dan pendataan di Hotel Manohara di dalam Kompleks TWCB.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006