Sangat berbahaya, apalagi saat hujan karena air itu konduktor

Jakarta (ANTARA) -

PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam penggunaan kelistrikan secara aman di saat musim hujan dan potensi banjir.

Pertama, kata General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan, apabila terjadi hujan deras pastikan berada dalam tempat teduh dan jauh dari jaringan listrik seperti tiang listrik.

"PLN secara rutin mengecek tiang dan kebel listrik untuk memastikan tidak ada arus bocor," kata Doddy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Kedua, kata Doddy, pastikan kabel listrik dalam keadaan terbungkus dan sambungan kabel terisolasi dengan sempurna.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan listrik secara sah untuk rumah maupun fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum).

Baca juga: BPBD koordinasi PLN dan Gulkarmat tangani pohon tumbang di 20 titik

Dia mengingatkan bahwa mengambil listrik sendiri dari tiang langsung sangat berbahaya karena bisa saja kabelnya tidak standar dan sambungannya terkelupas. "Sangat berbahaya, apalagi saat hujan karena air itu konduktor," kata Doddy.

Ketiga, apabila ketinggian air mulai naik, segeralah cabut colokan listrik yang berada di bawah dan naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi. Keempat, jika air mulai memasuki rumah segera matikan aliran listrik dari kWh meter.

"Keselamatan jiwa manusia itu yang utama, segera saja matikan secara mandiri listrik yang ada di rumah dari meteran langsung," kata Doddy.

Kelima, apabila sudah terjadi banjir dan PLN belum memadamkan aliran listrik di wilayah tersebut, segeralah melaporkan melalui PLN Mobile atau Contact Center PLN 123 untuk minta dipadamkan aliran listriknya dari gardu distribusi.

Baca juga: PLN percepat pemulihan pasokan listrik di DKI setelah banjir

PLN akan berpatroli untuk menyisir daerah banjir dan segera memadamkan aliran listrik dari gardu distribusi. Namun peran masyarakat untuk melaporkan sangatlah penting.

"PLN akan menyalakan kembali aliran listrik di daerah yang terdampak banjir setelah air benar-benar surut dan ada kesepakatan penandatanganan berita acara penyalaan listrik kembali antara PLN dengan tokoh masyarakat setempat," katanya.

PLN mengerahkan 2.029 personel yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta untuk mengantisipasi hujan deras dan potensi banjir.

Selain petugas yang bertugas selama 24 jam sehari, juga disiagakan 25 unit perahu karet, 41 unit Uninterrupted Power Supply (UPS) dengan total daya 7.070 KVA dan tujuh unit Unit Kabel Bergerak (UKB) sepanjang 2.600 meter.

Selanjutnya 15 unit Unit Trafo Bergerak (UTB) total daya 1.745 KVA, delapan unit mobil 4WD, 23 unit Unit gardu Bergerak (UGB) total daya 17.080 KVA, 10 unit genset kapasitas 1.745 KVA dan tujuh unit kendaraan deteksi bersiaga di Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga: Beban listrik di DKI Jakarta kembali normal

PLN UID Jakarta Raya juga telah melakukan perkuatan pasokan listrik ke 210 gardu distribusi rumah pompa dan peninggian gardu-gardu distribusi sebanyak 518 gardu. Tercatat ada enam pintu air, 210 titik pompa stasioner

dan enam lokasi gardu rumah pompa yang telah dilengkapi peralatan switching otomatis.

PLN rutin melaksanakan inspeksi dan pemeliharaan kabel tegangan rendah sebagai upaya preventif menghadapi potensi banjir. "Juga koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk penanggulangan bencana, baik dengan BPBD, pemda, pemadam kebakaran dan Kepolisian," kata Doddy.

Selain pemeliharaan rutin, PLN memantau kondisi kelistrikan terkini di wilayah Jakarta dan sekitarnya melalui Disaster Recovery Center (DRC), yaitu pusat pemantauan kondisi kelistrikan serta daerah yang mengalami pemadaman akibat banjir.

"Kami memiliki tim khusus yaitu Detasemen Layanan Khusus 123 (Denyansus 123) di empat posko, yaitu Tanjung Priuk, Cempaka Putih, Lenteng Agung dan Cengkareng, yang disiagakan untuk mengantisipasi bencana banjir," tutur Doddy.

Doddy menambahkan, apabila melihat potensi gangguan listrik, dapat melaporkan langsung kepada PLN melalui Fitur Pengaduan di aplikasi PLN Mobile.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023