Kesimpulan dari data AS semalam adalah bahwa Fed masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan

Singapura (ANTARA) - Dolar bersiap mencatat kenaikan mingguan keempat berturut-turut di sesi Asia pada Jumat sore, didorong prospek suku bunga AS yang lebih tinggi lebih lama, sementara yen berfluktuasi karena calon Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) mendatang mengatakan bahwa tepat untuk tetap mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar

Data semalam menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun minggu lalu, menggarisbawahi pasar tenaga kerja yang masih ketat dan ekonomi AS yang tangguh.

Data ekonomi AS yang kuat dan retorika hawkish dari para pejabat Fed bulan ini telah mengakibatkan dolar menghapus kerugian tahun ini karena investor mencerna prospek Fed bertahan di jalur pengetatan moneter lebih lama.

Baca juga: Dolar stabil di Asia ditopang prospek bunga lebih tinggi lebih lama

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam rival lainnya, berada di 104,54 pada Jumat sore, melayang di sekitar level tertinggi tujuh minggu di 104,78 yang disentuh sehari sebelumnya. Indeks sekarang naik 2,5 persen untuk bulan ini.

Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank mengatakan data klaim pengangguran terus menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap dalam keadaan sehat.

"Kesimpulan dari data AS semalam adalah bahwa Fed masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Pasar memperkirakan suku bunga AS mencapai puncaknya pada Juli di 5,34 persen dan tetap di atas 5,0 persen hingga akhir tahun, telah mengembalikan ekspektasi penurunan suku bunga yang dalam tahun ini.

Perhatian investor akan tertuju pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS untuk Januari, ukuran inflasi pilihan Fed. Indeks, yang akan dirilis pada Jumat nanti, diperkirakan akan naik 0,4 persen pada basis bulan ke bulan.

Sementara itu, euro naik 0,04 persen pada 1,0599 dolar dan ditetapkan untuk mengakhiri minggu ini hampir 1,0 persen lebih rendah. Sterling terakhir diperdagangkan naik 0,04 persen pada 1,2018 dolar. Dolar Australia naik 0,10 persen menjadi 0,681 dolar AS dan Kiwi naik 0,06 persen menjadi 0,623 dolar AS.

Ketua BoJ mendatang Ueda, yang dinominasikan awal bulan ini sebagai langkah mengejutkan, menjadi pusat perhatian pada jam-jam awal Asia saat dia berbicara di sidang konfirmasi majelis rendah.

Ueda memperingatkan bahwa ketidakpastian mengenai pemulihan ekonomi Jepang tetap "sangat tinggi", menjamin BoJ mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar.

Yen bergejolak sepanjang hari dan berayun antara keuntungan dan kerugian terhadap dolar. Mata uang Asia itu menguat 0,03 persen menjadi 134,68 per dolar.

"Komentar netralnya, datang melawan ekspektasi hawkish pasar dan bersamaan dengan kenaikan imbal hasil global, menunjukkan yen dapat memulai tren pelemahan lagi setelah kita melewati volatilitas ini," kata Charu Chanana, ahli strategi pasar di Saxo Markets di Singapura.

Inflasi konsumen inti Jepang mencapai tertinggi baru 41 tahun pada Januari, menurut data pada Jumat, memberikan tekanan baru pada bank sentral untuk menghentikan program stimulus besar-besaran.

Pilihan mengejutkan Ueda sebagai gubernur BoJ berikutnya memicu ekspektasi berakhirnya kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC) yang tidak populer sudah dekat.

Para analis mengatakan komentar Ueda tidak mengejutkan, mencatat bahwa dia berpegang teguh pada sikap BoJ saat ini.

Ahli strategi mata uang OCBC Christopher Wong mengatakan Ueda kemungkinan akan mengadopsi pendekatan bertahap dan moderat saat dia memantau data lebih lanjut untuk mendapatkan ukuran yang lebih baik dari kondisi ekonomi di Jepang.

"Masih terlalu dini untuk membentuk kesan bahwa kebijakannya berkecenderungan pada saat ini."

Dalam jajak pendapat Reuters terbaru, dua pertiga pengamat BoJ memperkirakan bank sentral akan mulai melonggarkan kebijakan ultra-longgarnya pada April atau Juni. Namun, mayoritas mengatakan kebijakan suku bunga negatif Jepang kemungkinan akan bertahan setidaknya sampai paruh kedua 2024.

Baca juga: Pasar Asia bernafas lega di tengah sidang Ueda di parlemen Jepang

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023