Jakarta (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Qin Gang yang sedang berkunjung di Jakarta pada Rabu (22/2), dengan kedua pihak berjanji untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, menyatakan harapannya akan hasil yang sukses dari sesi Kongres Rakyat Nasional (National People's Congress/NPC) China dan Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (Chinese People's Political Consultative Conference/CPPCC) mendatang.

Dirinya berharap kedua pihak dapat meningkatkan implementasi konsensus yang dicapai kedua kepala negara tersebut pada pertemuan di Bali dan menyiapkan diri dengan baik untuk tahap pertukaran tingkat tinggi selanjutnya.

Jokowi mengatakan bahwa Indonesia dan China telah menyaksikan kerja sama praktis yang bermanfaat dalam beberapa tahun terakhir, dengan perdagangan dan investasi bilateral mengalami perkembangan pesat dan China menjadi sumber investasi asing terbesar kedua di Indonesia.

Dia menyampaikan bahwa kedua pihak harus mempercepat pengerjaan proyek-proyek utama termasuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Kawasan Industri Kalimantan Utara, dan pembangunan ibu kota baru, serta memperluas kerja sama dalam rantai industri dan energi baru.

Jokowi menuturkan bahwa Asia merupakan pusat pertumbuhan ekonomi global dan seharusnya tidak menjadi arena perebutan kekuasaan.

"Indonesia siap bekerja sama dengan China untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional, dan memfasilitasi pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19," ujar Jokowi.

Lebih lanjut dia menyatakan bahwa Indonesia menghargai dukungan China terhadap sentralitas Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan akan mengatasi isu Myanmar sejalan dengan konsensus lima poin.

Dalam pernyataannya, Menlu China Qin Gang menyampaikan bahwa pihak China siap bekerja sama dengan pihak Indonesia di bawah panduan konsensus penting yang dicapai oleh kedua kepala negara tersebut, mematuhi pedoman tingkat tinggi, penyelarasan dan kolaborasi strategis sebagai negara-negara besar, dan mengupayakan pembangunan bersama untuk mengejar modernisasi.

"Kedua pihak harus melakukan segala upaya untuk memastikan rampungnya proyek KCJB dan dibuka untuk lalu lintas sesuai jadwal, serta membuat lebih banyak proyek unggulan di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI)," kata menlu China tersebut.

Qin mengatakan bahwa China siap untuk mengimpor lebih banyak komoditas curah serta produk pertanian dan perikanan yang berkualitas dari Indonesia, serta mendorong sejumlah perusahaan China yang terkemuka untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek infrastruktur utama di Indonesia.

Beragam perubahan yang belum pernah terlihat dalam satu abad telah berdampak serius pada kawasan Asia-Pasifik.

"Situasi dengan kompleksitas yang tinggi memerlukan persatuan dan kerja sama yang lebih kuat antara China dan ASEAN untuk menjaga perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran regional," kata Qin.

Pihak China kata Qin sepenuhnya mendukung Indonesia dalam memainkan perannya sebagai ketua bergilir ASEAN untuk memimpin dan mendorong pembangunan Komunitas ASEAN dengan masa depan bersama dan kerja sama Asia Timur guna menuai hasil yang lebih besar.

Ia menambahkan bahwa pihak China akan melanjutkan dukungannya terhadap sentralitas ASEAN dan menyelesaikan isu Myanmar melalui "cara ASEAN".

Dalam lawatannya, Qin dan Menlu RI Retno Marsudi bersama-sama memimpin pertemuan Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral keempat antara kedua negara.

Qin juga bertemu dengan Koordinator Indonesia untuk Kerja Sama dengan China sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn secara terpisah. Selesai


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023