Budapest, Hongaria (ANTARA) - Setelah China mengoptimalkan kebijakan COVID-19 dan mencabut pembatasan perjalanannya, wisatawan China berbondong-bondong mengunjungi tujuan populer di seluruh dunia, termasuk Hongaria, yang mendorong industri pariwisata di seluruh dunia.

"Pertumbuhan yang stabil dan bertahap" dalam jumlah wisatawan China akan menjadikan tahun 2023 sebaik tahun 2019, kata seorang manajer senior perusahaan pelayaran penumpang terbesar Hongaria.

"Saya percaya bahwa salah satu hal terpenting bagi Hongaria adalah kembalinya wisatawan China," kata Gabor Spanyik, direktur pelaksana MAHART PassNave Passenger Shipping Ltd., kepada Xinhua dalam konferensi pariwisata yang digelar pada Selasa (21/2) di Budapest.

Setelah China mengoptimalkan kebijakan COVID-19 dan mencabut pembatasan perjalanannya, wisatawan China berbondong-bondong mengunjungi tujuan populer di seluruh dunia, termasuk Hongaria, yang mendorong industri pariwisata di seluruh dunia.

Jumlah penerbangan langsung antara China dan Hongaria meningkat dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan keinginan Hongaria untuk menyambut pengunjung dari negara Asia tersebut, kata Zsofia Jakab, wakil kepala eksekutif Badan Pariwisata Hongaria, kepada Xinhua dalam sebuah wawancara.

Spanyik mengatakan wisatawan China kini berdatangan dalam jumlah yang lebih besar, yang sudah dapat dilihat di tepi sungai Danube. Tahun lalu, 4-5 persen wisatawan yang tiba di Budapest dengan kapal pesiar berasal dari China, tutur Spanyik. "Saat ini, persentasenya sekitar 14-15 persen di kapal wisata internasional."

Dia yakin bahwa budaya kedua negara yang serupa dan hubungan bisnis yang berkembang akan mengarah pada kedatangan lebih banyak wisatawan dari China di Hongaria.

China menjadi pasar yang semakin penting bagi pariwisata Hongaria. Dalam beberapa tahun terakhir, Hongaria melakukan promosi di platform media sosial China, seperti TikTok, Weibo, atau WeChat. Upaya tersebut tampaknya membuahkan hasil.

Tahun lalu, 4-5 persen wisatawan yang tiba di Budapest dengan kapal pesiar berasal dari China, tutur Spanyik. "Saat ini, persentasenya sekitar 14-15 persen di kapal wisata internasional."

Spanyik mengatakan perusahaannya melakukan pembenahan untuk menyambut wisatawan China, seperti menyediakan informasi dalam bahasa Mandarin.


Penerjemah: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023