Direktur Program WRI Indonesia Arief Wijaya mengatakan Indonesia memiliki daratan seluas 180 juta hektare dengan komposisi 95 juta hektare daratan itu masih ada hutan, namun 50 persennya sudah dalam kondisi terdegradasi.
"Saat ini reforestasi yang terjadi kira-kira hanya sekitar 3 sampai 5 persen dari angka deforestasi tahunan. Kalau deforestasinya 100 ribu hektare itu reforestasinya hanya 3 ribu sampai 5 ribu hektare," kata Arief dalam diskusi tentang Outlook Kebijakan Iklim Indonesia 2023 yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Baca juga: KLHK dan WRI jalin kolaborasi wujudkan target FOLU Net Sink 2030
"Nah ini harus dipercepat, sehingga harapannya nanti angka emisi dari deforestasi dan degradasi hutan itu akan terkompensasi dengan percepatan reboisasi dan rehabilitasi," katanya.
Sepanjang periode 2020 sampai 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melaporkan angka penurunan deforestasi mencapai 0,11 juta hektare.
Angka tersebut diperoleh dari penjumlahan laju deforestasi pada kawasan hutan sebesar 0,08 juta hektare dan non-kawasan hutan sebesar 0,04 juta hektare.
Sejak era 1970 atau 1980-an hingga sekarang, lanjut Arief, Indonesia masih masuk dalam kategori negara yang bergantung pada sumber daya alam, di mana hutan menjadi salah satu modal pembangunan ekonomi bagi negara ini.
Baca juga: KLHK ajak keterlibatan semua pihak sukseskan FOLU Net Sink 2030
Melalui dokumen FOLU Net Sink, Kementerian LHK berupaya menurunkan emisi dari sektor hutan dan lahan, salah satunya dengan mencapai nol deforestasi.
Sasaran implementasi kebijakan tersebut adalah tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar minus 140 juta ton karbondioksida ekuivalen.
Adapun kebijakan penurunan emisi karbon FOLU Net Sink 2030 menggunakan empat strategi utama, yakni menghindari deforestasi, konservasi dan pengelolaan hutan lestari, perlindungan dan restorasi lahan gambut, serta peningkatan serapan karbon.
Baca juga: Indonesia butuh Rp204 triliun untuk mencapai "FOLU Net Sink 2030"
"Kalau ingin dikatakan bagaimana bisa mencapai nol deforestasi? Saya melihat dari komitmen pemerintah," kata Arief.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023