Jakpro ini salah urus karena terlalu banyak penugasan
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) segera mengeksekusi proyek pengolahan sampah antara (Intermediate Treatment Facility/ITF).
"Kita harus melaju cepat masalah pengelolaan sampah ini. Jangan sampai produksinya meningkat tapi kita tidak beradaptasi dengan alternatif, nanti akan jadi masalah. Kita sudah punya rencana soal proyek, saya harap ini bisa dipercepat," kata Anggara dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Marullah Matali menyebut bahwa kondisi Jakarta darurat sampah mengingat produksinya per hari lebih dari 7.000 ton.
Ia juga menyinggung surat Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup tentang permintaan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakpro untuk mempercepat proses pemilihan mitra pengerjaan proyek ITF Sunter yang telah dimulai beberapa waktu lalu.
Baca juga: DLH DKI estimasi biaya fasilitas produksi RDF di Rorotan Rp1 triliun
"ITF merupakan salah satu program prioritas yang tak kunjung dapat diselesaikan oleh PT Jakpro yang mendapat penugasan. Tahun ini targetnya ITF Sunter dapat selesai. Namun, sepertinya Jakpro sangat lambat sampai Pemprov DKI harus menyurati secara khusus," katanya.
Anggara mengatakan bahwa salah satu penyebab Jakpro hingga hari ini belum berhasil menyelesaikan proyek ITF adalah terlalu banyaknya penugasan yang diberikan pada BUMD bidang pembangunan tersebut.
"Jakpro ini salah urus karena terlalu banyak penugasan. Membangun Jakarta International Stadium (JIS), revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) hingga melaksanakan Formula E. Perusahaannya sudah tidak fokus arahnya mau ke mana. Harus ada evaluasi besar-besaran," ujarnya.
Selain itu, ia juga meminta Pemprov DKI Jakarta mengakselerasi program pengurangan dan pengelolaan sampah dari tingkat rumah tangga.
Baca juga: Legislator dorong Pemprov DKI buat terobosan penanganan sampah
"Dengan produksi sampah yang terus meningkat, kita tidak bisa bergantung pada pengelolaan sampah di tingkat akhir saja," katanya.
Ia memberikan contoh, program pengelolaan dan pengurangan sampah tingkat rumah tangga seperti bank sampah dan budidaya maggot juga harus serius dilaksanakan serius agar bisa benar-benar berkontribusi pada angka pengelolaan sampah.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menyebutkan Jakarta menghasilkan 7.500 ton sampah per hari. Sampah sebanyak itu sudah sangat menyulitkan bagi Jakarta.
Produksi sampah sempat turun saat pandemi COVID-19. Namun dikhawatirkan naik lagi setelah pandemi.
Baca juga: Pemprov DKI mulai kajian kelayakan olah sampah di dalam kota
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023