Lebih dari 93 pemilih dari total 200 juta lebih penduduk siap memberikan suaranya dalam pemilihan presiden dan legislatif pada Sabtu. Pemilu tersebut dianggap sebagai yang paling terbuka sejak negara tersebut kembali ke sistem demokrasi pada 1999.
"Saya memuji perjanjian damai kemarin di Nigeria," kata Biden merujuk kepada janji yang ditandatangani oleh semua kandidat pada Rabu untuk menyelesaikan sengketa pemilu di pengadilan.
"Dengan menandatangani janji ini, para pihak dan kandidat telah berkomitmen untuk menerima hasil pemilu seperti yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Nasional Independen (INEC), dan mendukung transisi kekuasaan yang damai," kata Biden.
Nigeria memiliki riwayat panjang kecurangan dan kekerasan selama pemilu, meskipun secara bertahap lebih bersih dalam 25 tahun terakhir sejak berakhirnya pemerintahan militer.
Baca juga: Biden sebut demokrasi dunia lebih kuat setelah serangan Rusia
INEC mengaku sudah mengambil langkah-langkah yang memastikan pemungutan suara berlangsung bebas dan adil.
"Semua warga Nigeria layak mendapatkan kesempatan untuk memilih masa depan mereka secara bebas dan adil," kata Biden.
"Amerika Serikat tidak mendukung salah satu calon atau parpol mana pun, namun demikian kami sangat mendukung proses yang damai dan transparan yang mencerminkan kehendak rakyat Nigeria," sambung Biden.
Nigeria adalah negara berpenduduk terpadat di Afrika, berperekonomian terbesar dan juga produsen minyak mentah terbesar di benua ini.
Baca juga: Biden tegaskan dukungan AS untuk Ukraina dan NATO
Sumber: Reuters
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023