Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang kini marak terjadi di sejumlah provinsi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Tjandra dalam keterangannya pada Kamis (23/2) berharap Rapat Kerja Kesehatan Nasional yang dibuka hari ini oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat memberi solusi terbaik bagi kesehatan anak-anak.
“Penyakit-penyakit ini seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi, semoga Raker Kesehatan Nasional hari ini dapat memberi solusi terbaik bagi kesehatan anak bangsa kita,” kata Tjandra
Baca juga: Spesialis anjurkan vaksinasi anak cegah risiko demam berdarah
Adapun jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti polio, difteri, campak, tetanus, hepatitis B, pertusis, dan haemophilus influenzae tipe B.
Menurut Tjandra yang juga mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kemenkes ini, terjadinya KLB disebabkan oleh cakupan imunisasi yang masih rendah pada penduduk akibat terhambat pandemi COVID-19.
Namun dengan situasi pandemi sudah relatif mereda, ia menyarankan pemerintah untuk memaksimalkan program imunisasi rutin, khususnya pada bayi dan anak, selain melakukan upaya penanganan KLB secara masif.
“Dengan adanya KLB di beberapa kabupaten provinsi maka juga harus diantisipasi kemungkinan peningkatan kasus dan KLB serupa di daerah-daerah lain,” tambahnya.
Adapun untuk meningkatkan program imunisasi secara maksimal, pria yang juga sempat menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu menyarankan tiga hal utama, salah satunya peningkatan keterampilan tenaga kesehatan.
Vaksin dan peralatan lengkap seperti cold chain juga perlu terfasilitasi dengan maksimal, serta upaya tanpa henti untuk mengatasi kelompok masyarakat yang menolak divaksin.
“Selain KLB sedang banyak juga dibicarakan tentang peningkatan kasus Diabetes Melitus, dan anak obesitas. Ini semua hanya sebagian kecil dari tantangan kesehatan kita yang besar dan kompleks,” Ucap Tjandra.
KLB Difteri di Garut, Jawa Barat menambah deretan peningkatan kasus PD3I, serta KLB Polio di Pidie Aceh yang sudah tercantum di Disease Outbreak News (DONs) WHO, yang sampai sekarang masih dalam proses pengendalian.
Selain itu tercatat 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan KLB Campak, seperti beberapa di antaranya Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua.
Baca juga: Kemenkes waspadai ragam penyakit yang muncul saat transisi endemi
Baca juga: Dokter sarankan orangtua lengkapi imunisasi polio suntik pada balita
Baca juga: Dokter: KLB Campak karena penurunan imunisasi dasar lengkap bayi
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023