"Kami bisa membantu para pelaku IKM yang masih kebingungan dalam menentukan konsep desain untuk kemasan produknya, termasuk yang belum memiliki izin, kami siap memfasilitasi," kata Perwakilan UPTI Mamin dan Kemasan Disperindag Jatim Sidik Purnomo dalam keterangan tertulis di Kota Probolinggo, Kamis.
Menurutnya IKM bebas ingin berkonsultasi apa saja, misalnya ingin bentuk kemasan yang seperti apa, desainnya atau mungkin bagaimana agar makanannya dikemas bisa lebih awet, mau dicetak juga bisa.
"Itu bisa ditanyakan langsung dengan petugas yang menangani. Kami fasiltasi untuk rancangan desain sampai jadi kemasan yang menarik," tuturnya.
Ia mengatakan Kota Probolinggo menjadi kota pertama di awal tahun 2023 yang melaksanakan program tersebut, sehingga pihaknya mengapresiasi dan menghubungi tim untuk bisa datang dalam kegiatan itu.
"Dari 38 kabupaten/kota yang ada di Jatim, baru beberapa daerah saja yang melaksanakan program itu, sehingga berharap Kota Probolinggo mampu meningkatkan pendapatannya," katanya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Probolinggo Budiono Wirawan mengatakan kemasan mampu menambah nilai bagi konsumen jika sesuai dengan fungsi kemasan itu sendiri.
"Seperti sebagai tempat yang sesuai dengan daya muat suatu produk dan juga menjadi identitas pembeda dengan produk lain, sehingga konsumen yakin untuk membeli produk itu," ujarnya.
Ia menjelaskan tujuan dari kegiatan itu untuk memberikan bekal pelajaran bagi para pengusaha makanan dan minuman lokal di Kota Probolinggo dengan berkolaborasi dengan UPTI Mamin dan Kemasan Disperindag Jatim.
"Selain itu juga bisa menaikkan kelas IKM, menambah wirausaha baru di masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi di Kota Probolinggo," katanya.
Baca juga: Kemenperin boyong 11 IKM kerajinan ke Jerman
Baca juga: IPB digandeng Pemkab Natuna tingkatkan mutu produk UMKM hasil laut
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023